Lihat ke Halaman Asli

Kakakku, Pahlawanku

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

dia mbak ku, yg telah menyekolahkanku dari smp hingga sma, dari hasil kerjanya sebagai baby sitter. dikarenakan bapakku hanya petani, selain itu juga bapak nggak suka anak-anaknya sekolah tinggi. cukup bisa baca dan tulis, kata bapak. tak terkira rasanya, saat kelulusan sd dan mbak lika (nama mbak ku itu) nawarin untuk melanjutkan ke smp, dan kemudian sma. :'(

dan saat ini mbak lika membesarkan kedua anaknya, sendirian, single parent. gara-gara suaminya main wanita lain dan menghamilinya. mbak lika memilih bercerai, karena percuma juga mempertahankan perkawinannya, tanpa memperoleh jatah uang belanja. hanya rumah yg berpindah hak atas kedua anaknya, lagian rumah itu jg dilunasin sama mbak ku dibantu mas ku (kakak laki2). setelah bercerai, keuangan dibantu mas ku dan ditambah dari usaha terima jahitan. alhamdulillah, inilah alasan perempuan mesti punya keterampilan.

dan tentu saja aku, meskipun mbak ku nggak menganggap biaya untuk menyekolahkanku sebagai pinjaman, sudah menjadi kewajibanku untuk membalas jasa. dan ingin kuyakinkan kepada mbak ku, bahwa kami, saudara-saudaranya, keluarganya, nggak akan membiarkannya menanggung sendiri beban hidupnya, perjuangannya membesarkan dan mendidik anak-anaknya, yang tak lain keponakan kami. terima kasih mbak lika.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline