Lihat ke Halaman Asli

Memulai Budidaya Nila?

Diperbarui: 26 November 2020   20:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Semangat mengebu-gebu mendapat pandangan dari kakak di Kalsel, kini ku kembali pulang ke balikpapan mencoba mempraktekkan budidaya atau lebih tepatnya membesarkan nila yg dibeli dari bibit hingga panen. Metode pembesaran terbaru akan dipraktekkan biasa disebut bioflog, yang inti utamannya mengunakan bakteri penggurai dalam air yg dikembangkan mengunakan oksigen dari aerator agar air tetap baik tanpa diganti, penggunaan pakan pur semi fermentasi agar ikan cepat besar. 

Dimulai dari nol, diawali belanja mesin aerator, pipa, besi penyagga, terpal bulat dan item kecil lainnya. Dirangkai dibuat hingga terbentuklah 2 kolam bulat diameter 2 meter tinggi 1 meter, kemudian membuat jamu fermentasi kemudian menyiapkan air dalam kolam yg dibumbuhi garam, tetes tebu dan jamu hhehe.... Biar bakteri baik berkembang dalam air. 

Kemudian kita lanjutkan ke langkah berikutnya pengecekan PH air setelah itu didiamkan selama 2 minggu. 

Selanjutnya mencari bibit nila, cari yang murah dan ketemu di daerah manggar ber biji 300 rupiah dengan ukuran 2-3cm, oh ya kolam kita berada di sepinggan, beli 2000 ekor bibit nila kemudian ditebar pada 2 kolam, di dalam kolam ada 5 titik aerasi udara yg distel agak kencang. 

Pada hari ke 3 ikan diberi makan PF 500, hari ke 5 banyak berjatuhan korban, kemudian dikuranggi air separo dan diisi lagi namun tambah parah korban makin banyak mencapai 200 ekor...... Sabar. 

Ikan dipindah di drum kolam dikuras, ikan di drum diberi makan ( kesalahan lagi). 

Ikan mati banyak lagi dari 2000 tinggal sekitar 300, kemudian pakai air kolam lama dan diberi 5 titik oksigen, ketinggian air 40 cm, akhirnya aman hingga sekarang sisa sekitar 250.

Air dalam kolam sudah mengendap ikan sudah beradaptasi dengan baik. Penulis kembali ke pak tua penjual bibit ikan sekaligus berdiskusi dan membeli 1000 ekor lagi bibit, pak tua memberi nasehat dan berstatmen bahwa "Lee saya sudah lama pelihara ikan, pakai formula yg harga 1 jt satu botol pernah, dan akhirnya sekaran memakai cara yg alami, kita sama-sama belajar indikasi kesalahan kolammu yaitu air, klw pakai air harus disterilkan, diindapkan dua minggu, aerasi jgn besar-besar dan agak digantung biar kotoran mengendap, pemberian pakan jangan banyak-banyak. Nanti saya kapan-kapan singgah ke sana. 

Dari nasehat pak tua, kembali semangat membudidayakan ikan nila, teori harus dibuktikan dengan praktek, yg terpenting keteguhan jiwa. 

Hingga saat ini ikan 250 dan 1000 yg terakhir dibeli masih hidup dan sehat, pengalaman adalah guru yang terbaik, maju terus pernilaan Indonesia 😀🙏

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline