Lihat ke Halaman Asli

Untuk Bidadari Kecilku

Diperbarui: 26 Juni 2015   15:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

nak,

saat engkau melonjak kegirangan,

menyambut kedatangan ayahmu, kesedihan merambatiku,

membayangkan detik-detik penantianmu...

nak,

saat menemanimu berderai tawa

ada doa moga sang waktu merangkak jenak itu

nak,

saat pekatnya malam mengantar keberangkatanku,

dan menyaksikan engkau tertidur pulas,

ada banyak mimpi yang kutitipkan padamu..

nak,

saat bundamu memberitahu,

sepagian tadi engkau memanggil-manggil namaku,

namun engkau mendapati ayahmu telah pergi.....

tiada kata yang mewakili duka ini....

nak,

ada doa tiada pupus, bahwa engkau memaafkan ayahmu...

ayahmu,

seorang lelaki pernah yang tergugu di sudut toko sepatu

membayang saat bocah,

ia pernah begitu memimpikan memiliki sepatu baru

namun baginya itu adalah sebuah mimpi...

maka,

sebuah janji diikrarkan,

tak ingin membuat bunda dan dirimu,

berseduh sedan karena kekurangan,

untukmu,

ia tukarkan setiap keringatnya,

demi menebus rejeki-Nya

untukmu,

ia titipkan doa pada angin,

agar Tuhan melindungimu senantiasa

nak,

sungguh ayah begitu menyayangimu

selalu

Tuban , Juni 2010




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline