Jendela, (Kaca-2),
Ruas terbingkai indah se-rapi,
Ranum warna elok mencumbu garis-garis imaji,
Ada perputaran, bukan saja sisi melekat poros pada seni,
Penciptaan abjad kiat yang menyelubungi,
Berkhitmat, se-sekali meng-ilham selapang altar,
Nuansa bak rongga dada yang luas ter-hampar,
Se-laksa tumbuh, se-lepas pandang yang ter-kabar,
Pada suatu massa, jendela tak selebar layar kaca,
Gemuruh rasa yang terbangun bak dinding-dinding sutra,
Di-antara batas samudra telah terlukis jagad raya,
Sendiri-pun, batu bak permata, karang menjelma safana,
Se-akan menyelimuti pada kehangatan paradigma.
~Salam Bahagia,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H