Lihat ke Halaman Asli

Awaly Ilham Dewantoro

Belajar dan Berbagi

Tetap Tenang Beraktivitas di Tengah Ketidakkondusifan

Diperbarui: 28 Maret 2020   09:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi beraktivitas dari rumah (Sumber: Pexels, Lisa Fotios)

Work from Home (WFH), Remote Learning, Social and Physical Distancing?

Ya, itu adalah sebagian istilah yang sangat familiar dengan kita akhir-akhir ini. Semenjak diberlakukannya lock down, pembatasan akses keluar-masuk suatu wilayah akibat wabah virus corona, tentunya kita banyak melakukan berbagai aktivitas di rumah. Kerja dari rumah, belajar atau khususnya kuliah juga dari rumah, segala hal kita lakukan dari rumah. Selain itu, kita juga dianjurkan untuk menjaga jarak fisik dengan siapa pun bukan?

Kondisi semakin mengkhawatirkan saat kita menyimak berita, baik dari media online maupun melalui siaran televisi. Kampanye "DiRumahAja" semakin menguat di berbagai media sosial, namun saat terdesak tentu kita akan tetap keluar bukan? Contohnya adalah untuk membeli kebutuhan primer yang stoknya mulai menipis di rumah. Perasaan cemas semakin menguat untuk keluar rumah, bagaimana jika kita terpapar virus ini dari orang yang berpapasan di luar rumah dan tidak kita kenal?

Ketidak kondusifan kondisi saat ini bisa saja membuat kita lebih stres, mudah cemas dan khawatir berlebih. Terutama mengetahui orang terdekat yang tiba-tiba demam dan batuk atau case lainnya adalah saat kita keluar berpapasan dengan orang yang batuk bukan? Tetap tenang, selama kita mengikuti protokol kesehatan, kemungkinan kita terpapar cukup rendah dengan catatan kondisi tubuh sedang fit. Namun, walaupun kita merasa fit tentu perasaan cemas dan khawatir akan terus menghantui kita kapan pun dan di mana pun. Bagaimana sikap kita menghadapi kondisi yang tidak kondusif ini?

Tulisan ini mungkin bisa membantu kita semua untuk bersikap tetap tenang dalam menghadapi kondisi saat ini. Berikut ini adalah ringkasan hal-hal yang perlu kita lakukan di tengah ketidak kondusifan ini.

Jangan Panik!

Dilansir dari beberapa artikel di tirtoid, kepanikan dapat menaikan risiko terpapar virus. Tentu, pasti banyak orang yang panik saat menghadapi kondisi saat ini. Kepanikan bisa semakin menjadi-jadi saat dua case yang disebutkan terjadi. Tapi, alangkah baiknya kita tidak panik karena kepanikan ini disinyalir sangat berkaitan dengan daya tahan tubuh. Panik dapat memicu penurunan kerja sistem imun loh! Maka dari itu jangan panik, ya!

Kepanikan juga tidak hanya terjadi saat bertemu dengan dua case yang disebutkan. Ada kepanikan yang disebabkan karena persediaan makanan ataupun healthy product seperti yang terjadi belakangan ini. Ya, kepanikan itu kita mendengarnya dengan istilah "panic buying". Kepanikan ini lebih berbahaya kepada kita semua karena dapat menyebabkan ketidak stabilan harga.

Sederhananya akan terjadi permintaan yang meningkat tinggi tapi penawarannya tetap atau bahkan terjadi penurunan karena WFH. Ahli-ahli ekonomi tentu mengerti hal ini, jadi tak perlu dijelaskan panjang lebar. Sehingga sebaiknya kita tetap bijak dalam membeli barang dan makanan, belilah secukupnya untuk kestabilan ya! Kurang-kurangi kepanikan juga, terutama panic buying yang bisa merenggut nyawa orang lain karena gak kebagian, okay?

Yuk, menerapkan pola hidup sehat!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline