Lihat ke Halaman Asli

Awaludin Rauf Firmansyah

Educate Yourself - Penggemar Sepak Bola, Sejarah, dan Seni

Lebih Dekat dengan Tebu, si Tegak yang Tak Hanya Sekadar Manis

Diperbarui: 30 Juli 2022   03:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi petani tebu. (Foto: KOMPAS.COM/MOH. SYAFIÍ) 

Sebagian besar masyarakat di Pulau Jawa, terkhusus di Jawa Timur tentu tidak asing dengan penampakan kendaraan yang lalu lalang secara "khas" seperti ini di bulan Mei hingga menjelang senja tahun.

Truk-truk colt diesel maupun gandeng ini menjadi sarana penyambung bahan baku bagi pabrik-pabrik gula sekaligus penyambung rezeki bagi baik sopir angkutan hingga pekerja pabriknya. 

Penggunaan truk semakin marak seiring dengan ditutup nya jalur lori/(kereta pengangkut tebu dari kebun) yang sudah ditinggalkan. 

Tebu ditebang, dan selanjutnya diangkut menggunakan truk-truk sedemikian rupa untuk dikirim ke pabrik gula dan bisa juga ke pengepul tebu yang ujung-ujungnya juga masuk pabrik gula yang sudah berumur puluhan hingga ratusan tahun.

Tebu sebagai bahan baku gula

truk tebu antre (sumber gambar: faktualnews.co)

Bicara soal tebu, rumput rumputan yang bernama latin Saccharum Oficinarum ini masih menjadi bahan baku utama gula kristal putih di Indonesia. 

Tumbuhan yang ketika masak bisa tumbuh tegak hingga 4 meter ini memiliki kandungan sukrosa sebagai sumber utama pembuatan gula kristal itu sendiri. 

Tebu di Indonesia pun memiliki varietas yang beragam dengan keunggulan nya masing-masing. Varietas tersebut, sesuai tipe kemasakannya dibagi menjadi tiga kelompok yakni varietas masak awal (PS881, PSBM 901, PSCO, PSJK, PS862).

Kemudian ada varietas masak tengah (PS882, GMP 1, BL, PS921), dan varietas masak akhir (PSDK 923, PS 864, GMP 2). 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline