Lihat ke Halaman Asli

Awaludin Rauf Firmansyah

Educate Yourself - Penggemar Sepak Bola, Sejarah, dan Seni

Puisi: No More

Diperbarui: 1 September 2020   08:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Image Source : Via okezone.com (dengan sentuhan pribadi)

Derai Hujan turun menemani pagi
Kulihat sang mentari masih betah bersembunyi
Sesekali terdengar merdu nyanyian kenari
Seakan menyapa langit yang ditinggal pelangi

Kusandarkan badanku pada dinding yang renta
Kuhela nafas yang tak berhenti setia
Terbayang satu demi satu nestapa
Seribu sesal datanglah setelahnya

Rasa tak tentu makin menyeruak
Keras dan membahana Dalam kuldesak
Godaan tak tentu arah datang mendesak
Tapi kali ini mantap kujawab tidak

Enyahlah..
Semua laku yang sia-sia
Kuingin kembali dalam cerah
Merangkai mimpi yang paling indah
Agar Kelak kan kucapai nirwana

Kini hujan mulai perlahan pergi
Hari yang baru sudah menanti
Menyusuri langkah dengan pasti
Sembari kurayu sang Ilahi
Yang sejuta kali lebih setia dari sang dewi.

Terimakasih telah melengkapi hari, tak akan lagi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline