Lihat ke Halaman Asli

Hikmah Puasa Ramadan Terhadap Kehidupan Sosial

Diperbarui: 13 Maret 2024   06:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

art.ridd

"Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" Q.S al-Baqarah 183

Menurut Ibn Katsir, puasa merupakan perbuatan menahan diri dari makan, minum, dan berjima' dengan disertai niat lillahita'ala karena di dalam puasa terkandung manfaat bagi kesucian dan kebersihan diri terhadap perbuatan serta akhak yang tidak baik. Oleh karena itu puasa meningkatkan penyembuhan sifat tamak dan sombong manusia, yang sebelumnya sudah selalu diobati dalam rukuk dan sujud seorang hamba agar jujur terhadap dirinya dan tidak melakukan perbuatan yang dapat merusak jiwa seorang hamba karena ketamakan dan kesombongan.

Dalam Tafsir Jalalain dijelaskan  bahwa puasa dapat membendung syahwat yang menjadi core of the core atau pangkal biang maksiat. Menurut Buya Hamka. Puasa merupakan upaya seorang hamba untuk mengendalikan diri terhadap dua syahwat yang tergolong dalam nafsu lawwamah atau nafsu biologis, di antaranya adalah syahwat seksual dan syahwat perut. Maka dari itu puasa berperan untuk mendidik hamba agar dapat mengekang nafsu. Hasil dari keberhasilan atas pengendalian diri tersebut akan mengangkat tingkatannya sebagai manusia.

DIbadah puasa di bulan ramadan memiliki banyak sekali muatan hikmah yang terkandung di dalamnya, berikut adalah beberapa hikmahpuasa bulan ramadan bagi kehidupan sosial.

Kejujuran, masyarakat bersosial tidak lepas dengan komunikasi. Dalam komunikasi diperlukan keselarsan antar seseorang yang berkomunikasi yang dapat dibangun dengan kejujuran yang merupakan suatu sifat yang menyadari akan siapa dirinya dan ia berbuat dengan sesuai apa yang menjadi kodratnya, sehingga ia menyampaikan kata, perbuatan dan tindakan sesuai dengan apa yang dinyatakan dari yang memberinya amanat. Kejujurannya akan mengantarkan dirinya kepada kepercayaan seseorang untuk memberikan amanah kepadanya karena ia memiliki sifat amanah yang hadir dari kejujuran dirinya. Sebagaimana Rasulullah SAW., pernah bersabda yang artinya, "Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Syurga. Dan apabila seseorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke neraka. Jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat disisi Allah SWT sebagai pendusta." (HR.Muslim). 

Dari hadis tersebut, dapat disimpulkan bahwa kejujuran membawa kebaikan, yang pada saatnya akan membawa kebahagiaan atau syurga. Hubungan antara kejujuran dan puasa Ramadan adalah bahwa puasa membantu seseorang menyadari bahwa ia adalah hamba Allah, bukan penguasa dunia atau memiliki jabatan lain dalam bentuk apapun. Ini mengingatkannya bahwa Allah adalah yang tertinggi dan tidak ada yang setara dengan-Nya. Dalam puasa, seseorang menunjukkan kejujurannya saat sendirian, menunjukkan pertanggungjawabnnya sebagai hamba terhadap Allah yang melihat semua perbuatan.

Kejujuran adalah kesadaran bahwa seseorang adalah hamba Allah, tidak peduli dengan jabatan apa pun yang dimilikinya di dunia. Tindakan kejujuran dilakukan untuk mendapatkan keridhaan Allah. Sikap jujur membawa kedamaian dan menjauhkan dari kerakusan dan kesombongan. Kerakusan terjadi ketika seseorang lupa bahwa ia adalah hamba dan mengejar kekayaan dunia tanpa memperhatikan hak orang lain. Kesombongan timbul saat seseorang lupa akan hakikat dirinya dan meremehkan orang lain. Kejujuran membantu mengatasi perilaku tersebut.

Kejujuran adalah sifat yang harus ditekankan dalam masyarakat sosial untuk menghindari kehancuran moral. Oleh karena itu, puasa diwajibkan kepada umat Islam untuk memperkuat sifat kejujuran dan membangun masyarakat yang penuh rahmat. Kejujuran membantu memahami ajaran Allah dan menghindari perilaku yang melanggar-Nya karena seorang hamba yang jujur tidak akan tergoda oleh kekayaan dunia atau kesombongan, karena ia menyadari bahwa ia hanya bergantung pada Allah.

Sadar bahwa segalanya milik Allah SWT, puasa ramadan membawa kita pada pengertian yang mendalam bahwa segala sesuatu di dunia ini adalah milik Allah. Ini terlihat ketika kita menahan diri dari makan dan minum selama puasa. Ketika kita dilarang untuk makan atau minum, kita tidak boleh melakukannya karena disadari bahwa makanan dan minuman tersebut adalah milik Allah, bukan milik kita. Ini adalah pengingat bahwa semua harta dan benda di dunia ini sebenarnya titipan sementara dari Allah.

Puasa ramadan adalah pelajaran yang penting bagi kita setiap tahunnya, mengingatkan kita agar tidak terlena dan lupa akan kebenaran. Pelajaran ini juga diperkuat oleh puasa sunnah lainnya, seperti puasa enam hari setelah Ramadhan, puasa senin dan kamis, dan puasa sunnah lainnya. Melalui puasa sunnah ini, kita semakin menyadari bahwa semua yang kita miliki hanyalah titipan dari Allah, bukan milik kita sendiri.

Kesadaran akan hal ini membuat kita lebih tenang dalam menjalani hidup, karena kita tahu bahwa segala sesuatu adalah milik Allah. Ini juga membuat kita lebih berhati-hati dalam mengelola harta yang dipercayakan oleh Allah kepada kita, dengan harapan agar kita bisa mendapatkan ridho dan cinta-Nya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline