Lihat ke Halaman Asli

Awaluddin aceh

Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Dampak Inflasi Terhadap Perencanaan Keuangan dan Cara Menghadapinya

Diperbarui: 21 September 2024   10:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (sumber gambar: qoala.app)

Inflasi adalah fenomena ekonomi yang terjadi ketika harga barang dan jasa meningkat secara umum dalam jangka waktu tertentu. Kondisi ini menyebabkan daya beli uang menurun, yang berarti dengan jumlah uang yang sama, seseorang tidak dapat membeli barang atau jasa sebanyak sebelumnya. Inflasi adalah masalah serius yang berdampak pada berbagai aspek kehidupan, terutama perencanaan keuangan individu dan keluarga.

1. Dampak Inflasi Terhadap Daya Beli

Dampak paling nyata dari inflasi adalah penurunan daya beli masyarakat. Ketika inflasi terjadi, harga barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti makanan, bahan bakar, pakaian, dan obat-obatan cenderung naik. Masyarakat harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk membeli barang dan jasa yang sama. Misalnya, jika pada suatu tahun harga bahan makanan pokok adalah Rp100.000 per bulan, pada saat inflasi harga tersebut bisa naik menjadi Rp120.000 atau lebih. Hal ini akan mengurangi kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup, terutama jika pendapatan mereka tetap atau tidak sejalan dengan kenaikan harga.

Dampak ini sangat terasa pada kelompok pendapatan rendah yang mayoritas penghasilannya habis untuk kebutuhan pokok. Ketika inflasi terjadi, mereka harus menghadapi pilihan sulit, seperti mengurangi kualitas atau kuantitas konsumsi untuk menyesuaikan dengan pendapatan yang tidak berubah.

2. Inflasi dan Perencanaan Keuangan

Inflasi juga memengaruhi perencanaan keuangan dalam jangka panjang. Setiap orang yang merencanakan keuangan untuk tujuan masa depan, seperti pendidikan anak, pensiun, atau pembelian rumah, harus mempertimbangkan dampak inflasi. Jika inflasi tidak diperhitungkan, tabungan atau investasi yang dipersiapkan untuk masa depan bisa kehilangan nilainya.

Sebagai contoh, seseorang yang menabung untuk pendidikan anak dalam 10 tahun mendatang mungkin tidak memperkirakan bahwa biaya pendidikan akan meningkat seiring waktu. Uang yang disimpan di bank dengan suku bunga tetap tidak akan cukup untuk mengimbangi kenaikan biaya hidup akibat inflasi. Oleh karena itu, perencanaan keuangan yang baik harus mempertimbangkan bagaimana melindungi nilai uang dari inflasi.

3. Dampak Inflasi Terhadap Investasi

Selain menurunkan daya beli, inflasi juga mempengaruhi hasil investasi. Beberapa jenis investasi seperti obligasi dan deposito cenderung kurang menguntungkan ketika inflasi tinggi. Suku bunga dari investasi tersebut biasanya tetap atau naik dalam jumlah yang tidak signifikan, sehingga tidak dapat mengimbangi kenaikan harga barang dan jasa. Dalam skenario ini, meskipun seseorang mendapatkan keuntungan dari investasinya, keuntungan tersebut mungkin tidak cukup untuk mengimbangi inflasi, sehingga nilai riil kekayaan akan menurun.

Sebaliknya, ada jenis investasi yang lebih tahan terhadap inflasi, seperti saham atau properti. Harga saham dari perusahaan yang berhasil menyesuaikan harga produknya dengan inflasi cenderung naik seiring waktu. Demikian pula, nilai properti sering kali meningkat saat inflasi terjadi, meskipun harga properti juga dipengaruhi oleh banyak faktor lain. Oleh karena itu, diversifikasi portofolio investasi menjadi sangat penting dalam menghadapi inflasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline