Lihat ke Halaman Asli

Awaluddin aceh

Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Dicaci Tidak Rendah Diri, Dipuji Tidak Tinggi Hati, Keseimbangan dalam Menjaga Kepribadian

Diperbarui: 2 September 2024   22:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (sumber gambar: https://hijabq.id)

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap individu akan berhadapan dengan berbagai bentuk penilaian dari orang-orang di sekitarnya, baik itu berupa kritik maupun pujian. Kadang, kita mendapatkan caci maki yang bisa menjatuhkan semangat, dan di lain waktu, kita menerima pujian yang bisa membuat kita merasa bangga. Menghadapi kedua hal ini dengan bijak merupakan tantangan tersendiri. Pepatah "dicaci tidak rendah diri, dipuji tidak tinggi hati" mengajarkan kita untuk tetap tenang dan tidak tergoyahkan oleh pengaruh eksternal tersebut, menjaga keseimbangan diri dan kepribadian yang kuat.

1. Pentingnya Keseimbangan Emosional

Pertama-tama, penting bagi kita untuk menyadari bahwa baik caci maki maupun pujian adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Keduanya merupakan respons alami dari lingkungan terhadap tindakan atau hasil dari apa yang kita kerjakan. Namun, bagaimana kita meresponsnya akan sangat menentukan kualitas hidup kita. Ketika seseorang dicaci, sering kali rasa rendah diri muncul. Hal ini terjadi karena kritik dianggap sebagai tanda kegagalan atau ketidakmampuan. Di sisi lain, pujian yang datang bisa menjadi pedang bermata dua; pujian yang berlebihan bisa menumbuhkan rasa bangga yang berlebihan atau tinggi hati.

Maka, menjaga keseimbangan emosional menjadi penting. Dengan keseimbangan emosional, kita tidak akan terlalu larut dalam perasaan negatif ketika menerima kritik, dan kita juga tidak akan terlalu merasa hebat ketika menerima pujian. Keseimbangan ini bisa dicapai dengan cara memperkuat ketahanan mental dan mengembangkan kepribadian yang tangguh.

2. Menghadapi Caci dengan Kepala Tegak

Caci maki, kritik, atau ejekan bisa menjadi salah satu pengalaman paling tidak menyenangkan dalam hidup. Namun, bagaimana kita merespons caci maki adalah refleksi dari karakter kita. Alih-alih menjadi rendah diri, kita sebaiknya menggunakan kritik tersebut sebagai kesempatan untuk belajar dan tumbuh. Setiap kritik, betapapun menyakitkannya, sering kali memiliki sebutir kebenaran yang bisa kita ambil sebagai pelajaran.

Namun, bukan berarti kita harus menerima semua kritik begitu saja. Ada kalanya kritik disampaikan dengan niat yang buruk atau tanpa dasar yang kuat. Dalam situasi ini, penting bagi kita untuk memilah dan memilih kritik mana yang relevan dan mana yang tidak. Mempertahankan kepala tetap tegak bukan berarti kita menjadi keras kepala, melainkan kita mampu tetap percaya diri dan tidak mudah goyah oleh ucapan orang lain yang tidak benar.

Mengembangkan rasa percaya diri adalah salah satu cara terbaik untuk mengatasi caci maki. Rasa percaya diri ini datang dari pemahaman mendalam tentang diri sendiri, termasuk kelebihan dan kekurangan yang kita miliki. Dengan pemahaman ini, kita bisa tetap fokus pada tujuan hidup kita dan tidak mudah terpengaruh oleh penilaian negatif dari orang lain.

3. Menyikapi Pujian dengan Rendah Hati

Sebaliknya, pujian bisa menjadi hal yang menyenangkan dan bisa menjadi sumber motivasi. Namun, pujian juga bisa menjebak kita ke dalam perangkap kesombongan atau tinggi hati jika tidak disikapi dengan bijak. Ketika menerima pujian, penting bagi kita untuk tetap rendah hati dan menganggap pujian tersebut sebagai bentuk apresiasi, bukan sebagai penanda kehebatan kita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline