Lihat ke Halaman Asli

Awaluddin aceh

Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Malam Minggu yang Mengubah Segalanya

Diperbarui: 31 Agustus 2024   21:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (sumber gambar: https://www.ultraimagehub.com)

Malam minggu di kota ini selalu penuh dengan gemerlap lampu dan hiruk-pikuk. Jalan-jalan dipenuhi oleh mereka yang ingin melupakan rutinitas selama seminggu. Kafe, restoran, dan bioskop menjadi tempat pertemuan yang ramai. Namun, di tengah keramaian ini, ada satu tempat yang lebih tenang, sebuah taman kecil di pinggir kota. Di situlah aku berada malam ini, menunggu dengan rasa gugup yang tak tertahan.

Nama ku Arjuna, dan aku sudah lama menyimpan perasaan yang mendalam untuk seseorang. Sejak pertama kali aku melihatnya, hatiku sudah tidak bisa berpaling. Namanya Maya, seorang gadis yang tidak hanya cantik tetapi juga memiliki hati yang lembut dan bijaksana. Kami bertemu beberapa bulan lalu di sebuah acara pertemuan di kampus, dan sejak saat itu, aku tidak bisa berhenti memikirkan dia.

Malam ini, aku memutuskan untuk "menembak" Maya. Istilah itu mungkin terdengar kekanak-kanakan, tetapi itulah yang aku rasakan aku akan mengungkapkan perasaanku padanya. Aku telah merencanakan malam ini dengan matang. Aku memilih taman ini karena di sinilah kami pertama kali berbicara panjang lebar tentang banyak hal. Tempat ini terasa spesial dan penuh kenangan.

Aku tiba lebih awal, tepat saat matahari mulai terbenam. Udara malam itu terasa sejuk, dan aroma bunga-bunga yang mekar di taman menambah suasana romantis. Aku duduk di bangku kayu yang biasa kami duduki saat berbicara, memandangi langit yang mulai gelap, dan membayangkan bagaimana reaksinya nanti saat aku menyampaikan isi hatiku.

Sekitar pukul delapan malam, aku melihat sosok Maya mendekati taman. Dia mengenakan gaun biru muda yang sangat cantik, yang membuatnya semakin menawan di malam hari. Jantungku berdebar kencang saat dia semakin mendekat. Aku berdiri, dan saat matanya bertemu dengan mataku, aku memberikan senyuman tulus.

"Arjuna!" serunya ceria, "Aku tidak tahu kamu akan ada di sini."

"Aku sudah di sini sejak sore," jawabku dengan senyum yang mungkin sedikit kikuk. "Bagaimana kabarmu?"

"Baik," jawabnya sambil duduk di sebelahku. "Apa yang membuatmu mengundangku ke sini malam ini?"

Ini adalah saat yang telah aku tunggu. Aku merasa semua persiapan dan rencana yang telah kubuat mulai terasa tidak cukup. Aku menghela napas dalam-dalam dan mencoba untuk tetap tenang.

"Maya," kataku dengan suara sedikit bergetar, "aku sudah lama ingin mengatakan sesuatu padamu. Aku tahu ini mungkin terdengar tiba-tiba, tetapi aku tidak bisa menunda lagi."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline