Lihat ke Halaman Asli

Awaluddin aceh

Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Suara Klakson, Bentuk Sapaan di Jalan, Antara Kebiasaan dan Etika Berkendara

Diperbarui: 31 Agustus 2024   15:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi klakson. (tribunnews.com) 

Suara klakson adalah bagian integral dari pengalaman berkendara, terutama di negara-negara dengan lalu lintas yang padat. Di beberapa tempat, klakson digunakan sebagai alat komunikasi, sementara di tempat lain, klakson menjadi bentuk ekspresi frustrasi di jalan raya.

1. Fungsi dan Asal-Usul Klakson

Klakson pada kendaraan bermotor diciptakan sebagai alat keselamatan, untuk memberi sinyal kepada pengguna jalan lain tentang kehadiran kendaraan yang mendekat. 

Pada awalnya, klakson digunakan dengan bijak untuk memperingatkan pejalan kaki atau kendaraan lain di situasi yang memerlukan kewaspadaan ekstra, seperti di tikungan tajam atau di jalan sempit. 

Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan meningkatnya kepadatan lalu lintas, penggunaan klakson mengalami evolusi fungsi.

Di beberapa negara, seperti India dan Indonesia, klakson lebih dari sekadar alat peringatan; klakson digunakan sebagai alat komunikasi antara pengemudi. 

Di tempat-tempat ini, suara klakson menjadi semacam bahasa isyarat yang dipahami secara luas oleh para pengendara. Misalnya, bunyi klakson pendek bisa berarti "Perhatian, saya akan lewat" atau "Terima kasih". 

Sedangkan klakson panjang dan berulang bisa berarti ungkapan ketidaksabaran atau kemarahan.

2. Klakson sebagai Sapaan Sosial

Di beberapa budaya, klakson tidak hanya digunakan untuk alasan keamanan, tetapi juga sebagai bentuk sapaan sosial di jalan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline