Lihat ke Halaman Asli

Awaluddin aceh

Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Membiasakan Anak untuk Bangun Pagi, Sebuah Investasi Jangka Panjang

Diperbarui: 26 Agustus 2024   06:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (sumber gambar: alodokter.com)

Bangun pagi adalah kebiasaan yang memiliki banyak manfaat, baik untuk kesehatan fisik maupun mental. Namun, membiasakan anak untuk bangun pagi sering kali menjadi tantangan tersendiri bagi banyak orang tua. Mengingat manfaat jangka panjang dari kebiasaan ini, usaha untuk mengajarkannya sejak dini merupakan investasi yang berharga. Berikut ini berbagai aspek penting dari membiasakan anak untuk bangun pagi, termasuk manfaatnya, tantangan yang dihadapi, dan strategi yang dapat diterapkan oleh orang tua.

Manfaat Bangun Pagi untuk Anak

Bangun pagi memiliki banyak manfaat bagi anak, baik dalam aspek kesehatan, prestasi akademik, maupun perkembangan karakter. Secara fisik, bangun pagi memungkinkan anak untuk mendapatkan sinar matahari pagi yang kaya akan vitamin D. Vitamin D sangat penting untuk pertumbuhan tulang yang sehat dan juga berperan dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Selain itu, dengan bangun pagi, anak memiliki lebih banyak waktu untuk beraktivitas di luar rumah, seperti bermain atau berolahraga, yang sangat baik untuk kesehatan jantung, otot, dan perkembangan motorik.

Dari sisi mental, bangun pagi membantu mengatur ritme sirkadian anak, yang pada gilirannya mendukung pola tidur yang lebih sehat. Pola tidur yang teratur sangat penting untuk perkembangan kognitif, konsentrasi, dan daya ingat. Anak yang terbiasa bangun pagi cenderung lebih siap untuk belajar dan berpartisipasi aktif di sekolah, yang berpotensi meningkatkan prestasi akademik mereka.

Bangun pagi juga memberikan kesempatan bagi anak untuk mengembangkan disiplin dan tanggung jawab. Anak yang belajar untuk bangun pagi sejak dini akan tumbuh dengan kebiasaan ini, yang dapat menjadi fondasi penting dalam kehidupan mereka di masa depan. Disiplin dalam bangun pagi dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan lainnya, seperti menyelesaikan tugas tepat waktu dan menjalankan tanggung jawab dengan penuh tanggung jawab.

Tantangan Membiasakan Anak Bangun Pagi

Meskipun banyak manfaatnya, membiasakan anak untuk bangun pagi bukanlah hal yang mudah. Salah satu tantangan terbesar adalah perbedaan kebutuhan tidur antara anak-anak dan orang dewasa. Anak-anak, terutama yang berusia balita hingga praremaja, membutuhkan lebih banyak waktu tidur dibandingkan orang dewasa. 

Rekomendasi dari para ahli menunjukkan bahwa anak-anak usia 3 hingga 5 tahun membutuhkan sekitar 10 hingga 13 jam tidur per malam, sementara anak usia 6 hingga 12 tahun membutuhkan 9 hingga 12 jam tidur. Oleh karena itu, jika waktu tidur mereka tidak tercukupi, bangun pagi bisa menjadi tugas yang sangat berat.

Tantangan lainnya adalah kebiasaan atau lingkungan keluarga yang kurang mendukung. Misalnya, jika orang tua atau anggota keluarga lain terbiasa tidur larut malam dan bangun siang, anak mungkin akan sulit untuk membentuk kebiasaan bangun pagi. 

Ditambah lagi, penggunaan perangkat elektronik seperti tablet, ponsel, atau televisi sebelum tidur dapat mengganggu pola tidur anak. Paparan cahaya biru dari layar perangkat tersebut dapat menekan produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur, sehingga membuat anak sulit tidur tepat waktu dan bangun pagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline