Lihat ke Halaman Asli

Awaluddin aceh

Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Saat Atasan Meminta Kerja Saat Libur atau Cuti, Mengelola Ekspektasi dan Mempertahankan Keseimbangan

Diperbarui: 11 Agustus 2024   09:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bos dan anak buah(Pixland) 

Ketika pekerjaan dan liburan bertemu, seringkali muncul dilema yang mengganggu keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional. Salah satu situasi yang bisa menambah ketegangan adalah ketika atasan meminta karyawan untuk bekerja selama masa libur atau cuti. Ini adalah isu yang tidak hanya memengaruhi karyawan secara individu tetapi juga berpotensi berdampak pada dinamika tim dan produktivitas jangka panjang. 

Memahami Perspektif Atasan

Pertama-tama, penting untuk memahami perspektif atasan dalam situasi ini. Dalam beberapa kasus, permintaan untuk bekerja selama libur atau cuti bisa disebabkan oleh kebutuhan mendesak yang tidak dapat dihindari. Misalnya, jika proyek penting harus diselesaikan atau ada masalah mendesak yang memerlukan perhatian segera, atasan mungkin merasa terpaksa untuk meminta bantuan dari karyawan meskipun itu di luar waktu kerja normal.

Namun, penting juga untuk mengingat bahwa permintaan semacam itu harus disertai dengan pertimbangan yang adil terhadap kesejahteraan karyawan. Karyawan juga memiliki hak untuk menikmati waktu istirahat mereka tanpa merasa tertekan untuk bekerja di luar jam kerja mereka. Atasan yang baik harus mampu menyeimbangkan kebutuhan organisasi dengan hak-hak karyawan, dan seharusnya hanya meminta mereka untuk bekerja selama masa libur jika benar-benar diperlukan dan dengan kompensasi yang sesuai.

Mengelola Ekspektasi dan Komunikasi

Mengelola ekspektasi atasan dan berkomunikasi dengan jelas adalah kunci untuk mengatasi situasi ini dengan baik. Jika atasan meminta Anda untuk bekerja saat libur atau cuti, berikut adalah beberapa langkah yang bisa diambil:

  1. Evaluasi Permintaan dengan Cermat: Pertimbangkan urgensi dan alasan di balik permintaan tersebut. Apakah ini benar-benar mendesak, atau bisa ditunda hingga setelah masa libur? Memahami konteks ini akan membantu Anda membuat keputusan yang lebih informasi.

  2. Diskusikan Kompensasi: Jika Anda merasa perlu untuk memenuhi permintaan tersebut, bicarakan tentang kompensasi yang pantas. Ini bisa berupa tambahan waktu libur, pembayaran lembur, atau bentuk penghargaan lainnya. Penting untuk memastikan bahwa Anda merasa dihargai atas waktu ekstra yang Anda berikan.

  3. Negosiasi Batasan: Jika Anda tidak bisa memenuhi permintaan tersebut, komunikasikan dengan jelas batasan Anda. Jelaskan bahwa Anda sudah merencanakan waktu libur atau cuti dan berikan alternatif solusi jika memungkinkan. Misalnya, tawarkan untuk menangani pekerjaan tersebut setelah kembali dari libur atau ajukan rekan kerja yang bisa membantu.

  4. Bersikap Profesional: Selalu jaga komunikasi tetap profesional dan sopan. Hindari mengekspresikan frustrasi dengan cara yang tidak konstruktif, karena ini dapat memengaruhi hubungan kerja Anda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline