Lihat ke Halaman Asli

Awaluddin aceh

Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Apakah Pasanganmu Mencintaimu dengan Tulus atau Karena Fulus?

Diperbarui: 11 Agustus 2024   14:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (sumber gambar: jawapos.com)

Cinta adalah sebuah perasaan yang seringkali digambarkan sebagai kekuatan paling kuat di dunia. Banyak orang mendambakan cinta sejati yang tulus dan murni, yang tidak ternodai oleh keinginan duniawi atau materi. 

Namun, di era modern ini, seringkali muncul pertanyaan yang menggelitik: apakah pasangan kita benar-benar mencintai kita dengan tulus, ataukah ada motif lain yang terselubung, seperti keuntungan finansial atau materi? 

Pertanyaan ini layak direnungkan oleh setiap individu yang menjalin hubungan, karena cinta yang murni seharusnya dibangun atas dasar kepercayaan, kejujuran, dan ketulusan, bukan atas dasar keinginan akan harta benda.

Cinta Tulus: Cinta yang Berdasarkan Kejujuran dan Kepercayaan

Cinta yang tulus adalah cinta yang lahir dari hati, tanpa pamrih dan tanpa syarat. Dalam cinta yang tulus, pasangan tidak memandang satu sama lain berdasarkan kekayaan, status sosial, atau penampilan fisik. 

Mereka saling menghargai, mendukung, dan menerima satu sama lain dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Cinta tulus bukan tentang apa yang bisa didapat dari pasangan, tetapi tentang apa yang bisa diberikan kepada pasangan. Dalam cinta tulus, kebahagiaan pasangan adalah prioritas utama, dan setiap keputusan diambil dengan mempertimbangkan kepentingan bersama.

Kejujuran adalah salah satu pilar utama dari cinta tulus. Tanpa kejujuran, cinta tidak akan bertahan lama. Pasangan yang jujur akan selalu terbuka satu sama lain, berbicara dengan hati-hati dan mempertimbangkan perasaan masing-masing. 

Mereka tidak akan berbohong atau menyembunyikan sesuatu, karena mereka tahu bahwa kepercayaan adalah fondasi dari hubungan yang kuat. Kepercayaan yang dibangun di atas kejujuran inilah yang membuat cinta tulus mampu bertahan dalam segala situasi, baik suka maupun duka.

Cinta Karena Fulus: Ketika Materi Mengaburkan Perasaan

Di sisi lain, cinta yang didasarkan pada fulus atau materi adalah cinta yang dangkal dan rapuh. Cinta seperti ini sering kali tidak bertahan lama, karena didorong oleh motif yang egois dan sementara. Pasangan yang mencintai karena fulus cenderung lebih fokus pada apa yang bisa mereka dapatkan dari hubungan tersebut, bukan pada apa yang bisa mereka berikan. Mereka mungkin memandang pasangan sebagai sumber penghasilan atau kemudahan hidup, bukan sebagai partner hidup yang sejati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline