Lihat ke Halaman Asli

Awaluddin aceh

Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Cermin di Loteng, Rahasia yang Terlupakan

Diperbarui: 10 Agustus 2024   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (sumber gambar:https://www.detik.com)

Selvia baru saja pindah ke sebuah rumah tua di pinggiran kota. Rumah itu milik kakeknya yang baru saja meninggal, dan Selvia harus menempatinya karena kontrak sewa apartemennya habis. Rumah tersebut terkenal angker di kalangan tetangga, namun Selvia hanya menganggapnya sebagai cerita rakyat belaka.

Satu malam, saat hujan turun deras, Selvia merasa tak nyaman di rumah yang sudah lama tidak dihuni itu. Lampu-lampu berkedip dan suara-suara aneh terdengar dari atas loteng. Selvia mencoba mengabaikannya dan melanjutkan rutinitasnya. Dia memasak makan malam, lalu duduk di ruang tamu dengan sebuah buku, berusaha menciptakan suasana yang tenang.

Namun, suara dari atas loteng semakin keras dan mengganggu. Selvia memutuskan untuk memeriksa sumber suara tersebut. Dia menaiki tangga kayu yang berderit, menuju ke loteng yang gelap. Di atas sana, suasana terasa berat dan dingin. Selvia merasa seolah ada sesuatu yang mengawasinya dari sudut ruangan.

Dengan penuh keberanian, Selvia membuka pintu loteng. Terlihat sebuah ruangan yang dipenuhi dengan debu dan barang-barang lama yang tertutup kain. Salah satu barang yang menarik perhatiannya adalah sebuah cermin besar dengan bingkai yang indah, namun tampak usang. Selvia mendekati cermin dan melihat bayangannya yang samar.

Tiba-tiba, sebuah suara bisikan lembut terdengar dari belakangnya. "Jangan sentuh itu." Selvia menoleh cepat, namun tidak ada siapa-siapa. Suara tersebut membuatnya merasa ngeri, namun rasa penasarannya mengalahkan rasa takutnya. Selvia meraih cermin dan membersihkannya dari debu. Saat cermin itu bersih, wajah seseorang muncul di refleksi wajah yang tidak dikenal dan tampak hancur.

Selvia terkejut dan segera meletakkan cermin tersebut dengan gemetar. Saat dia menoleh lagi, dia melihat bayangan di sudut ruangan mulai bergerak. Bayangan itu tampak seperti sosok wanita dengan pakaian putih, matanya kosong dan menatap Selvia dengan tatapan penuh kesedihan. Selvia merasa kepalanya berputar dan tubuhnya menjadi lemas.

Sosok wanita itu mendekat, dan suara bisikannya semakin jelas. "Tolong... tolong aku. Aku terjebak di sini." Selvia berusaha untuk berbicara, tetapi suaranya tidak keluar. Rasa takut dan kecemasan melumpuhkan seluruh tubuhnya.

Wanita itu mulai menjelaskan ceritanya dengan suara lembut. Dia adalah seorang wanita muda yang dahulu tinggal di rumah itu bersama keluarganya. Suaminya menghilang secara misterius dan dia dicurigai sebagai pembunuh oleh masyarakat setempat. Dalam kesedihan dan kemarahan, wanita itu terjebak di rumah tersebut, tidak bisa pergi ke mana-mana.

Selvia merasa empati terhadap wanita itu dan memutuskan untuk membantu. Dia mulai mencari informasi tentang kejadian yang diceritakan oleh sosok wanita tersebut. Dengan bantuan catatan lama dan dokumen yang ditemukan di rumah, Selvia mengungkap fakta bahwa wanita tersebut adalah korban dari fitnah dan pengkhianatan. Suaminya sebenarnya adalah korban perampokan dan dibunuh oleh perampok yang kemudian menyalahkan wanita itu.

Selvia melaporkan penemuan tersebut kepada pihak berwenang dan berusaha memberikan keadilan bagi wanita yang tidak bersalah itu. Setelah penyelidikan dilakukan, kisah wanita itu akhirnya terungkap dan dia mendapatkan pengakuan yang layak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline