Lihat ke Halaman Asli

Awaluddin aceh

Guru Sejarah di SMAN 1 Kluet Timur

Jangan Jadikan Anak yang Belum Menikah sebagai "Sapi Perah" Keluarga

Diperbarui: 23 Juli 2024   22:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Kelelahan bekerja. (sumber gambar: pixabay.com) 

Dalam banyak budaya, keluarga sering kali menjadi unit sosial yang saling mendukung dan berbagi tanggung jawab. 

Namun, dalam beberapa kasus, ada kecenderungan untuk menjadikan anak yang belum menikah sebagai sumber pendapatan utama keluarga. 

Hal ini, meski mungkin dilakukan dengan niat baik, dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan bagi perkembangan anak tersebut serta dinamika keluarga secara keseluruhan.

1. Memahami Konteks dan Dampak

Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa menjadikan anak yang belum menikah sebagai sumber pendapatan keluarga sering kali berakar dari berbagai faktor, termasuk kebutuhan ekonomi yang mendesak atau harapan yang tidak realistis.

Anak-anak, yang sering kali masih berada dalam tahap perkembangan pribadi dan profesional, mungkin merasa tertekan untuk memenuhi tanggung jawab finansial yang sebenarnya bukan sepenuhnya kewajiban mereka.

Dampak dari praktik ini bisa sangat luas. Secara psikologis, anak yang dipaksa untuk memberikan dukungan finansial mungkin merasa tertekan, stres, dan bahkan mengalami gangguan kesehatan mental. 

Ketergantungan keluarga pada kontribusi finansial anak dapat menghambat perkembangan pribadi mereka, serta mempengaruhi kualitas hidup mereka secara keseluruhan.

2. Hak Anak untuk Mengembangkan Potensi

Setiap anak memiliki hak untuk mengejar pendidikan, mengembangkan keterampilan, dan mengejar impian mereka tanpa merasa tertekan untuk menghidupi keluarga. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline