Lihat ke Halaman Asli

MMD UB KELOMPOK 36

Universitas Brawijaya

Program MMD UB Gagas Inovasi Pemanfaatan Limbah Pampers di Desa Sambirejo

Diperbarui: 6 Agustus 2024   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan MMD UB Kelompok 36 2024 (Dokpri)

Desa Sambirejo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan

Pengelolaan sampah menjadi isu penting dalam menjaga kelestarian lingkungan, karena sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menyebabkan pencemaran dan berbagai masalah lingkungan lainnya. Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang tergabung dalam kelompok 36 Mahasiswa Membangun Desa (MMD), di bawah bimbingan Onni Meirezaldi S.Sos., M.M., melakukan pengabdian di Desa Sambirejo sejak 1 Juli hingga 1 Agustus 2024. Dari beberapa program yang dilaksanakan selama rangkaian MMD, salah satunya adalah program sosialisasi dan pelatihan pemanfaatan limbah popok sekali pakai Desa Sambirejo. Kegiatan ini dilakukan karena banyaknya limbah popok sekali pakai yang dibuang sembarangan dan menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir musiman akibat debit sungai yang meluap.

Kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan

Pelaksanaan sosialisasi dan pelatihan (Dokpri)

Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Rabu, 10 Juli 2024 dan dihadiri oleh warga yang antusias dan memiliki perhatian terhadap banyaknya sampah popok sekali pakai yang banyak dilihat di aliran sungai. Afrizal Khoirul Anam, selaku Koordinator Desa MMD UB Kelompok 36, mengungkapkan bahwa metode pengajaran interaktif digunakan untuk menarik perhatian warga dan memperkuat hubungan dengan masyarakat setempat. Metode ini memungkinkan interaksi yang intens antara mahasiswa dan warga. Persiapan kegiatan dimulai dengan mengumpulkan dan membersihkan popok sekali pakai bekas yang diperoleh di wilayah desa sebagai produk contoh. Pada saat pelatihan, popok sekali pakai yang telah dibersihkan digunakan sebagai bahan praktik untuk membuat media tanam. Warga turut mempraktikkan pembuatan media tanam dari popok sekali pakai tersebut. Selain itu, lapisan luar popok sekali pakai dimanfaatkan sebagai pot tanaman, menunjukkan potensi besar dalam mendaur ulang limbah ini.

Respon Positif dari Warga

Fiqi Rahmad Hidayat, Kepala Dusun Budug, memberikan respon positif terhadap kegiatan ini. Ia berharap program ini bisa menjadi inovasi penanggulangan limbah di masa depan. "Menjaga lingkungan dan mendaur ulang sampah adalah tanggung jawab bersama. Kegiatan ini diharapkan menjadi salah satu solusi untuk limbah popok sekali pakai di Desa Sambirejo," ujarnya. Pak Fiqi juga menambahkan bahwa pengolahan limbah, terutama yang tidak bersifat organik seperti popok sekali pakai, sangat penting untuk dilakukan. Limbah jenis ini sulit terurai dan dapat mencemari lingkungan dalam jangka waktu yang lama, sehingga inisiatif seperti ini sangat dibutuhkan.

Afrizal Khoirul Anam menekankan pentingnya upaya pencegahan masalah lingkungan melalui pengelolaan limbah yang berkelanjutan. "Dengan adanya program Sosialisasi dan Pelatihan Pemanfaatan Limbah popok sekali pakai ini, kami berharap bisa mengentaskan permasalahan di Desa Sambirejo dan mencegah masalah lingkungan baru di masa mendatang," jelasnya. Afrizal juga menyoroti perlunya implementasi program ini secara berkelanjutan. Menurutnya, satu kali sosialisasi dan pelatihan tidak akan cukup untuk mengubah kebiasaan warga secara permanen. Oleh karena itu, perlu ada program lanjutan yang terus-menerus mendidik dan mengingatkan warga akan pentingnya pengelolaan limbah yang benar.

Afrizal juga menggarisbawahi bahwa pengolahan limbah tidak organik, seperti popok sekali pakai, memerlukan strategi yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak. Inisiatif ini harus melibatkan pemerintah lokal, organisasi lingkungan, dan komunitas setempat untuk menciptakan sistem yang efektif dan efisien dalam mengelola limbah. "Kami berharap program ini menjadi awal dari banyak inisiatif serupa yang akan datang, sehingga kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat untuk generasi mendatang," tambahnya.

Selain itu, penting untuk mempromosikan kesadaran di antara masyarakat mengenai dampak negatif dari limbah tidak organik dan pentingnya daur ulang. "Kita perlu mengubah cara pandang masyarakat terhadap sampah. Sampah bukan hanya sesuatu yang harus dibuang, tapi juga bisa dimanfaatkan kembali dengan cara yang kreatif dan bermanfaat," tutup Afrizal.

Dengan demikian, program ini tidak hanya berfokus pada solusi jangka pendek, tetapi juga pada upaya jangka panjang untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan dalam pengelolaan limbah di Desa Sambirejo.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline