Pada era digital saat ini, dunia industri mengalami perkembangan pesat diikuti dengan teknologi yang semakin maju. Banyak bermunculan situs dan aplikasi online yang memudahkan manusia dalam melakukan berbagai hal. Mulai dari kemudahan dalam transportasi, kemudahan dalam memesan makanan, kemudahan dalam memesan berbagai macam jasa, hingga kemudahan dalam berbelanja. Dalam dunia yang terus berkembang, e-commerce telah menjadi pilar utama dalam cara kita berbelanja dan berbisnis. Perkembangan teknologi telah membawa perubahan besar dalam paradigma perdagangan, memungkinkan konsumen untuk berbelanja dari kenyamanan rumah mereka dan memberi pelaku bisnis akses ke pasar global yang luas.
Namun dengan adanya kemajuan teknologi tersebut juga dapat berdampak buruk bagi beberapa pihak. Dengan kemajuan yang diberikan e-commerce tentu saja dapat memanjakan para konsumen, sehingga menyebabkan pergeseran yang awalnya konsumen berbelanja di pasar offline menjadi berbelanja di situs online. Apabila hal ini terus berlanjut, bagaimana dengan keadaan pasar offline dan perilaku konsumen terhadap pergeseran tersebut?
Pasar online telah memiliki dampak yang signifikan terhadap pasar offline sekaligus perilaku konsumen. Sejumlah ahli ekonomi dan pemasaran telah mengamati dampak besar pasar online terhadap pasar offline. Beberapa fakta dan kutipan yang menunjukkan dampak ini salah satunya adalah Studi McKinsey & Company menunjukkan bahwa pertumbuhan e-commerce telah menyebabkan penurunan signifikan dalam lalu lintas konsumen di pusat perbelanjaan fisik. Mereka mencatat bahwa lebih dari separuh konsumen lebih memilih untuk berbelanja secara online. Gallup Poll juga menemukan fakta bahwa lebih dari separuh konsumen mengatakan "saya lebih suka berbelanja secara online daripada pergi ke toko fisik karena kenyamanan dan pilihan yang lebih luas."
Mengingat bahwa rata-rata manusia memiliki sifat yang cenderung lebih suka akan hal-hal yang praktis dan simpel, ditambah dengan adanya e-commerce dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Dengan berbagai dampak baik yang diberikan e-commerce seperti kemudahan dalam berbelanja, kemudahan dalam mencari dan memilah barang atau jasa yang diinginkan yang disertai dengan perbandingan harga yang ditampilkan disetiap produk sehingga konsumen terbantu dalam mencari produk sekaligus harga yang sesuai. Menurut para juga e-commerce dapat mengubah pola pembelian konsumen, konsumen cenderung membeli secara online untuk kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut yang menjadi alasan utama yang menggeser pembelian dari toko fisik ke online. Seperti yang terjadi baru-baru ini, terlihat dari pantauan liputan6.com Pasar Tanah Abang mengalami penurunan pembelian yang awalnya sebesar 40 juta per hari menjadi 9 juta per hari, hal ini merupakan contoh nyata dampak dari pergeseran pasar offline.
Ahli bisnis dan ekonomi telah memperhatikan pergeseran ini sebagai bagian dari evolusi pasar yang alami. Mereka menyoroti pentingnya adaptasi dan inovasi bagi bisnis offline agar tetap relevan di era digital ini. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan pasar offline untuk tetap bersaing yaitu dengan membuat strategi dan mulai menyesuaikan cara mereka berinteraksi dengan pelanggan, meningkatkan pengalaman baru seperti mulai membuat akun e-commerce mereka sendiri dan mulai berkolaborasi dengan marketplace online.
Dari semua penjelasan yang ada, dapat disimpulkan bahwa dengan adanya e commerce memiliki dampak baik bagi konsumen sekaligus dampak buruk bagi pedagang pasar offline. Akan tetapi dampak buruk tersebut dapat diatasi dengan penangan yang tepat. Dan adanya e-commerce tidak dapat dipungkiri karena sudah menjadi zaman nya seperti era digital sekarang yang membuat semuanya menjadi lebih mudah dilakukan secara online karena kecanggihan teknologi yang telah ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H