Lihat ke Halaman Asli

Dirty Glass, Unit Celtic Punk Yogyakarta Rilis Mini Album Perdana

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1417059533922576483

Salute! Adalah kata yang layak dicapkan untuk band unit Celtic punk asal Yogyakarta ini. Berbekal 5 lagu, debut mini album Dirty Glass siap menghunuskan  cita rasa musik Irlandia di telinga para pendengar.

Unik dan asing, mungkin itulah yang dapat digambarkan ketika kali pertama orang mendengar lagu-lagu berirama Celtic punk. Seperti halnya yang disuguhkan salah satu band Celtic punk kota Yogyakarta ini, Dirty Glass. Meski langka peminat dan jarang sekali ditemukan band di Indonesia yang memainkan Celtic punk, namun musik Dirty Glass masih tetap mendapat sambutan hangat dan apresiasi luar biasa dari khalayak ramai.

Tepat di akhir September tahun ini, Dirty Glass resmi merilis mini album perdana mereka bertajuk "Drunken Summer Night". Debut mini album yang dikerjakan di bulan Januari tersebut akhirnya rampung enam bulan setelahnya, yaitu pada Juli 2014.

Miko mengatakan, "Drunken Summer Night" diusung karena makna kalimat tersebut masih berkaitan akan perjalanan band yang sudah ada sejak Juni 2010 silam ini. “Drunken Summer Night kita ambil karena di lagu itulah senjata atau ujung tombak dari mini album ini yang kami rasa paling tajam. Sebuah proses kehidupan, jatuh bangun hingga perbedaan latar belakang tapi pada akhirnya punya tujuan sama yaitu menuju kehidupan yang lebih baik meskipun harus melewati cara-cara berbeda.”, tutur vokalis Dirty Glass ini.

Sebelumnya di tahun 2011, Dirty Glass telah meluncurkan single pertamanya berjudul “Let's Joke”, kemudian disusul single berikutnya “Just "F" Love Song” di tahun 2012. Lantas pertengahan 2014, mereka terlibat dalam proyek album kompilasi yang disokong 14 lagu dari 14 band Celtic Punk Se-Indonesia.

“Pada intinya, setiap pergerakan, mulai dari single menuju ke mini album, kami ibaratkan sebagai sebuah serangan agar sebuah karya musik berupa lagu ini tersebar luas di khalayak umum terlebih dahulu. Secara perlahan kami menikmati proses ini. Dan kami sedang menyiapkan serangan-serangan berikutnya untuk sebuah full album yang masih kami olah untuk mematangkannya.”, papar Miko. Ia juga menambahkan, perilisan mini album Dirty Glass ini bukanlah batu loncatan maupun selingan untuk menyelesaikan proyek full album mereka.

Konsep mini album dikemas rapih dan sederhana. Padupadan warna dan cover artwork pun cukup cozy. Di dalamnya disertakan kepingan compact disk itu sendiri, lirik lagu, stiker, dan juga emblem. Sedangkan 5 buah track yang disajikan "Drunken Summer Night" yaitu Good Morning Eli, Ballad of Lonely And Whiskey, 1000 Miles, Drunken Summer Night, dan Anthem.

Meskipun tak banyak melakukan perubahan pada cara bermain musik mereka, materi mini album Dirty Glass kali ini dinilai lebih berbobot. Dibandingkan dengan kedua single sebelumnya, komposisi distorsi dan instrumental tradisional Irish terdengar lebih kental dan mewah.

Tak hanya itu, Dirty Glass juga mengajak seorang kawan wanitanya, Ayash (23), untuk menjajal kolaborasi pada lagu “1000 Miles”. Duo vokal yang didendangkan dalam lagu tersebut, sontak menambah kesan manis dengan membubuhkan suara centil khas Ayash saat bernyanyi.

Di balik layar pengerjaan "Drunken Summer Night", Dirty Glass berkoordinasi dengan label rekaman independen setempat yaitu WLRV Records yang sebelumnya juga terlibat penggarapan album kompilasi “Indonesian Celtic Punk - Wind From The Foreign Land”.

Launching Party

Meski tergolong lancar ketika proses penggarapan, bukan berarti band yang digawangi Jr. Miko (Vocal), Ryan Frederiksen (Mandolin/Back Vocal), Ganang (Violin), Nathan (Guitar Electric), Emil (Bass), SteXdog (Guitar Akustik), Yasu (Tin Whistle) dan Rude (Drum) ini tidak menjumpai hambatan. Kesibukan rutinitas tiap anggota menjadi alasan mengapa proyek mini album mereka sedikit tertunda.

Untuk kendala, karena jumlah personel kami 8 orang, biasanya susah mencari waktu luang untuk sekedar mematangkan materi ataupun mengolahnya di studio rekam. Tapi over all masalah tersebut dapat kami atasi.”, tandas Miko sang frontman.

Selisih dua minggu setelah rilis Drunken Summer Night, Dirty Glass lalu menyajikan menu utama lain yang juga ditunggu-tunggu yaitu launching party. Mengambil lokasi di Afcaf "Arts & Cafe" Babarsari,acara yang digelar pada hari Minggu (16/11), pukul 19:30 WIB itu terbilang ramai dan lancar. Meski Yogyakarta sempat diguyur hujan dari sore hingga malam, tak menyurutkan antusiasme pengunjung untuk menonton jagoan-jagoan mereka beraksi dalam satu panggung.

Turut pula memeriahkan Sri Plecit, Sapi Punkrock, The Cloves and The Tobacco, Broken Rose, dan G.A.T.G. Pada acara peluncuran mini album minggu lalu, Dirty Glass tampil sebanyak dua kali saja, yaitu sebagai band pembuka sekaligus sebagai band penutup.

Setelah semua yang telah dijalankan melalui karya-karya mereka, Dirty Glass menyimpan harapan besar bagi keberlangsungan Celtic punk. Antara lain yaitu bisa memasyarakatkan aliran musik tersebut, karena seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa musik Celtic punk merupakan salah satu kaum minoritas yang berdiri di tengah kerumunan sub genre musik di Indonesia.

“Pesan untuk semuanya saja, hargailah suatu karya rilisan fisik dari sebuah band. Uang yang kalian kumpulkan untuk mendapatkan sebuah kepingan CD ataupun kaset itulah yang akan menjadi kebanggaan kalian.”, tangkas Miko.

Selain jadwal tour dalam dan luar kota, Dirty Glass akan menuntaskan materi full album mereka dalam waktu dekat ini.“Kalau itu masih rahasia, biarlah nanti jadi kejutan saja. Hahahaha!”, canda Miko ketika disinggung soal waktu penyelesaian full album Dirty Glass. Well, surprise them guys!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline