Lihat ke Halaman Asli

Teori Fungsionalisme

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Teori adalah suatu pendapat bagaimana dan kenapa sebuah fakta terjadi. (Macionis, 1997:15). Sedangkan Scupin dan De Corse (1995)mendefinisikan teori adalah kumpulan hipotesis yang tidak berhubungan yang menawarkan penjelasan secara umum untuk fenomena natural atau sosial. Salah satu teori Antropologi adalah fungsionalisme.

Teori fungsionalisme adalah teori dominan dalam antropologi. Teori ini memandang budaya sebagai satu kesatuan, dan mencoba untuk menjelaskan bagaimana hubungan antara bagian-bagian masyarakat yang tercipta dan bagaimana bagian ini fungsional (bermakan memiliki konsekuensi yang menguntungkan pada individu dan masyarakat) dan disfungsional (bermakna memiliki konsekuensi negatif). Teori ini memandang masyarakat sebagai sistem yang kompleks yang mana bagian tersebut bekerja bersama untuk mempromosikan solidaritas dan stabilitas; ini menandakan bahwa kehidupan sosia kita dituntun berdasar pada struktur sosial, yang pola perilaku sosialnya secara relatif stabil (Macionis, 1997)

Seluruh struktur sosial berkntribusi pada operasi masyarakat. Dua antropolog inggris terkemuka Radcliff Brown dan Bronslaw Malinowski, menggambarkan dua standar teori: Struktural fungsionalisme, yang menekankan pada keunggulan dari masyarakat dan menyusun para individu, dan bagaimana berbagai macam elemenfungsi struktur sosial untuk memelihara permintaan sosial dan keseimbangan. Dan Psikologi strukturalisme, yang mana menekankan pada kbutuhan individual untuk bertemu dengan masyarakat.

Kelemahan teori fungsional adalah gagalnya menjelaskan kenapa masyarakat itu berbeda atau justru memiliki kesamaan. Ontropolog fungsionalisme menganggap dunia tertib, memberi sedikit perhatian atau bahkan tidak memberi perhatian pada kompetisi dan konflik (Howard dan Dunaif-Hattis, 1992). Teori ini tidak berhubungan dengan sejarah, mengabaikan proses sejarah. (Scupin dan De Corse, 1995) teori ini juga tidak dapat menjelaskan perubahan sosial dan budaya, sebagaimana ia dulu memandang masyarakat sebagai sesuatu yang stabil dan tetap. meskipun memiliki kelemahan, teori fungsionalisme mempengaruhi perjanjian besar penelitian empirik dalam antropologi.

Sumber:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline