[caption id="attachment_289426" align="aligncenter" width="424" caption="Agung, Pemuda Bromo Juara Lomba Marathon Internasional dari Indonesia"][/caption]
Masih jelas teringat senyum mengembang pemuda hitam manis asli Tosari tersebut ketika dirinya berhasil mencapai garis finish dalam waktu 90 menit untuk rute half marathon (21,5 km). Bahkan, dirinya mengakui selisih waktu dengan Willy, juara I dari Inggris hanya satu menit saja.
"Sayang sekali sebenarnya kak, karena mendadak kaki saya kram ketika hampir di garis finish padahal dari awal saya sudah berusaha lebih dulu berada di depan yang juara satu" Agung terbata menjelaskan sembari memegangi kakinya yang sedang ditangani oleh tim medis Pencerah Nusantara.
[caption id="attachment_289296" align="aligncenter" width="424" caption="Ditemani perawat Puskesmas Tosari, Mas Raga"]
[/caption]
[caption id="attachment_289297" align="aligncenter" width="384" caption="Agung langsung ditangani oleh tim fisioterapis dari Surabaya (Thanks Henri)"]
[/caption]
Semangat Anak Desa
Agung Nur Permana, pemuda kelas 2 SMA Negeri 1 Tosari ini tidak pernah menyangka cita-citanya menjadi guru olahraga membuatnya memasuki dunia lari. Berawal dari tingkat kabupaten dimana Agung memenangkan lomba lari se-Pasuruan, namanya mulai terlupakan oleh PEMDA. Namun, beruntung, salah satu guru Bahasa Inggris di sekolahnya yang dikirim langsung dari Amerika hobi berlari. Shane, begitulah guru ini mulai mengajak kembali pemuda Tosari yang gemar berlari dan melatihnya secara professional. Tidak tanggung-tanggung, bahkan dengan dana pribadi, Shane membawa 10 anak harapan Tosari mengikuti ajang Bali Marathon Juli kemarin.
Jika anda ingat dengan Anto, putra Ibu Sutinah yang mengikuti lari demi membuktikan dan menyalurkan kekuatan untuk ibunya yang menderita kanker, maka Agung menjadi salah satunya pula. Tertantang untuk menjadi pemuda yang dapat menaikkan harkat martabat keluarganya yang hanya petani, Agung berlatih keras demi Bali Marathon.
“Selama enam bulan sebelum Bali Marathon kita terus berlatih tiap dua hari sekali. Diawali dari lari satu kilo hingga empat kilo dan kita semua sudah kelelahan. Hingga akhirnya kita berhasil lari berkilo-kilo. Itu luar biasa” Agung mengenang perjuangannya besama 9 rekan lainnya.
[caption id="attachment_289307" align="aligncenter" width="384" caption="Pemandangan deretan rumah di Desa Ngadiwono yang terlihat dari puncak bukit dan dilewati para pelari"]
[/caption] [caption id="attachment_289306" align="aligncenter" width="384" caption="Desa Ngadiwono dilewati para pelari"]
[/caption] [caption id="attachment_289299" align="aligncenter" width="384" caption="Pemandangan menawan di balik Bromo tempat Agung berlari"]
[/caption]
[caption id="attachment_289300" align="aligncenter" width="384" caption="Berpose dengan Tim BPBD dan RSI Aisiyah Malang di lokasi lari, Cemoro Pukul"]
[/caption] [caption id="attachment_289301" align="aligncenter" width="384" caption="Pemandangan indah ini berada di jalur lari 21K dan 42K"]
[/caption] [caption id="attachment_289302" align="aligncenter" width="384" caption="Masih banyak pemandangan luar biasa bukan hanya sekadar pasir dan kawah Bromo saja loh"]
[/caption]
Tidak Ada Perjuangan yang Sia-Sia
Yah, tidak ada yang sia-sia dari sebuah perjuangan. Agung menyelesaikan pijakan marathonnya di Bali untuk rute Full Marathon (42 km) dalam waktu 5 jam saja. Tentunya itu hasil bagus bagi seorang pemula karena cut off time (waktu terlama harus masuk garis finish) 9 jam. Walau hanya mendapatka medali sebagai finisher dan belum mendapatkan juara, Agung tidak putus asa.
Belajar dari pengalaman dan terus berlatih lari setiap hari, Agung bersama rekan-rekannya pun kembali mengikuti Bromo Marathon, 1 September 2013 lalu. Bukan hanya sebagai tuan rumah, Agung membuktikan dirinya sebagai pemuda kelahiran Tosari berhak atas kemenangan lomba lari di tanah kelahirannya sendiri.
“Rasanya senang sekali” dan senyum mengembangnya terus menghiasi.
[caption id="attachment_289303" align="aligncenter" width="424" caption="Agung saat memasuki podium penerimaan hadiah, selalu tersenyum"]
[/caption]
[caption id="attachment_289304" align="aligncenter" width="384" caption="Bersama para pemenang lainnya, Agung terus maju bawa nama harum INDONESIA"]
[/caption] [caption id="attachment_289305" align="aligncenter" width="384" caption="Para pemuda asli Tosari yang ikut berpartisipasi (dari cewek-Lilis, Dwi, Hengki, Willy, Agung dan volunteer)"]
[/caption]
Bromo Marathon International, Pertama Kalinya!
Ajang marathon pertama di Bromo ini bukan ajang sembarangan. Buktinya, CNN sudah menobatkan Bromo Marathon dalam 4 lomba lari termenantang se-Asia. Bahkan CNN menjelaskan dalam websitenya jika ingin menang, bayangkan saja lahar Bromo mengejar ketika anda berlari.
Yap, lomba yang diinisiasi oleh Shane dari Peace Corp dan dibantu beberapa guru lokal asli Tosari (Pak Deddy dan Pak Made) ini menjadi pembuktian bahwa Bromo menyediakan pemandangan indah juga unik untuk para pelari. Bahkan namanya bukan sekadar marathon namun juga adventure karena memang separuh dari rutenya adalah trekking melewati jalanan setapak yang kanan kirinya berupa jurang.
Tentunya dengan medan yang sulit tersebut, tidak semua orang mampu mencapai garis finish. Dari 926 peserta yang mendaftar, hampir 30%nya berasal dari luar negeri (25 negara). Oleh karenanya, persiapan sekelas internasional pun benar-benar dilakukan di ajang ini termasuk Tim Medis.