Lihat ke Halaman Asli

17 Februari

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

*Tertulis di catatan puisi : 17 Feb 2011, menangkap visi saat pesta kelulusanmu

(Satu)
Pendaftaran siswa baru
Berarti ada yang harus berlalu

Si putih kertas bagai ikhlas
Namun tinta hitam tercetak seakan mempertegas
Kau nanti pergi, dan keadaan semakin keras

Dan nanti di pesta kelulusanmu
Kau berseru, mengacungkan piagam ujianmu
Tapi mungkin tak akan pernah ada air mata untuk aku

Tuhan memberkatimu, lelakiku
Bahkan ketika tirai mulai pamit pulang, lalu
Kau mulai jenuh dengan pertunjukan kau dan aku

Bahkan ketika aku berjuang untukmu
Selalu, sehabis hujan di balik layar sandiwara itu
Tanpa kau tahu, hanya untuk mempertahankan peranku dan peranmu
Aku berharap untukmu

Sungguh, jadikan saja aku prioritas terakhirmu
Memang kenyataannya jadi aku yang mengemis cintamu
Jangan sisakan kerikil tanya, padahal aku ini wanitamu

17th Feb 2011-10-14 6:08:45
Kedai Gedung POS, Jalan Banda
Sendiri...terlalu hujan di luar

and later on 9 Post Meridiem....puisi saya terkabulkan juga tanpa perlu saya berkata. kami sama sama sudahi dan pamit di jalan kehidupan sendiri-sendiri. Selamat Ulang Tahun, catatan kecilku yang satu ini!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline