Pandemi COVID-19 tampaknya memang sangat berpengaruh terhadap sektor olahraga di Indonesia. Olahraga merupakan suatu perilaku aktif yang menggiatkan metabolisme dan mempengaruhi fungsi kelenjar di dalam tubuh untuk memproduksi sistem kekebalan tubuh dalam upaya mempertahankan tubuh dari gangguan penyakit serta stress.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan kepada setiap orang untuk melakukan kegiatan olahraga secara rutin dan terstruktur dengan baik, salah satunya dengan olahraga sepakbola.
Di Indonesia sendiri, orang yang positif COVID-19 sudah mencapai angka 8.000, karena COVID-19 sangat mudah menyebar melalui sentuhan.
Hal tersebut tentu sangat mengkhawatirkan, dan beberapa upaya pemerintah telah dilakukan guna untuk mengurangi penyebaran COVID-19 ini. Salah satunya, pemerintah menghimbau untuk melakukan social distancing. Upaya tersebut menyebabkan sarana olahraga sepakbola ditutup.
Penutupan sarana olahraga sepakbola ini dilakukan serentak di seluruh Indonesia, baik di stadion besar maupun di lapangan kecil. Hal tersebut dilakukan demi menjaga keselamatan dan kenyamanan bersama. Salah satunya di Kecamatan Kutowinangun.
Olahraga sepakbola merupakan olahraga yang paling digemari oleh pemuda Kutowinangun. Salah satu tim sepakbola anak muda yang ada di Kecamatan Kutowinangun yaitu Perseka FC. Perseka FC awalnya dibentuk pada tahun 1980, dan masih aktif bermain hingga saat ini.
Perseka FC memiliki 18 anggota yang di ketuai oleh Herman. Tim sepakbola ini sebagai wadah untuk menyalurkan hobi dan bakat dibidang olahraga, serta untuk menjalin tali persaudaraan, kebersamaan, kekompakan dan melatih kesabaran.
Perseka FC berlatih setiap hari jam 16.00 WIB. Biasanya Perseka FC juga berlatih bersama dengan tim sepakbola lain di Kecamatan Kutowinangun. Mereka sering mengadakan pertandingan, tetapi bukan untuk memperebutkan hadiah ataupun juara.
Pertandingan tersebut diadakan dengan maksud untuk menjalin tali silaturahmi antar tim dan pemain-pemainnya. Tak bisa dipungkiri dalam sebuah pertandingan pasti selalu ada perselisihan antar pemain, tetapi bisa dapat diselesaikan dengan baik tanpa ada kekerasan.
Adanya kebijakan dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah Perseka FC terpaksa harus menghentikan kegiatan rutinnya berlatih sampai waktu yang belum ditentukan, karena adanya pandemi COVID-19 ini.
Perseka FC yang semula rutin mengadakan pertandingan dengan tim antar kecamatan setiap minggu juga terpaksa harus ditiadakan. Dapat dilihat dampak dari adanya COVID-19 ini merugikan banyak pihak.