Lihat ke Halaman Asli

Masihkah Amerika Menjadi Negara "Super Power" di Era ini?

Diperbarui: 11 Juni 2018   07:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

commons.wikimedia.org

Seperti yang kita ketahui Amerika Serikat merupakan negara adidaya yang  paling di takluki diseluruh penjuru dunia, mengingat Amerika adalah negara pemenang perang dunia kedua yang mengalahkan Uni Soviet serta Amerika mampu mengembangkan ideology Liberalnya ke dunia Internasional. Perkembangan Amerika sangat pesat pasca perang dunia kedua dalam bidang ekonomi, perdagangan, militer, politik serta teknologi yang tinggi. 

Pada saat perang dunia II berlangsung Amerika Serikat dijuluki sebagai negara Paman Syam karena pada saat itu Amerika serikat dapat menguasai perindustrian yang mempengaruhi dunia serta menjadi kiblat atau trend setter seluruh negara-negara yang ada di dunia. Dengan kehadiran Cina yang terus membangun perekonomian yang sangat pesat serta China membangun kekuatan militernya secara besar-besaran. 

Dalam laporan IISS Military Balance, DW mengatakan "Cina memperkuat armada angkatan udaranya. Walaupun China melakukan balance of power terhadap Amerika, China masih belum setara dengan Amerika Serikat dalam bidang militer akan tetapi China mulai mengejar dengan menambahkan rudal yang ditembakkan dari jet tempur bisa mencapai sasaran udara dari jarak yang sangat jauh". 

Ketakutan Amerika terhadap perkembangan negara komunis tersebut membuat Amerika menaikkan lagi kegarangannya di kancah Internasional. Amerika membuka kesempatan kerjasama dengan negara-negara bukan sekutu, salah satunya Amerika membuka kerjasama dengan Korea Utara. 

Pertemuan antara Amerika dengan Korea Utara dilaksanakan pada 12 Juni 2018 mendatang yang berlokasi di Singapura. Dengan adanya kerjasama kedua negara yang pernah berseteru membuat dunia Internasional terutama negara-negara yang mempunyai konflik dengan Korea Utara menjadi security dilemma, seperti Jepang, Korea Selatan. 

Bahkan baru-baru ini berita Internasional mengabarkan Korea Utara dan Korea Selatan memutuskan untuk mengakhiri perang. Amerika di bawah pimpinan Donald Trump mengakui bahwa Korea Utara punya kesempatan untuk lebih terbuka terhadap dunia Internasional, dan kerjasama di bidang ekonomi dengan Amerika mampu meluruskan perspektif dunia Internasional serta membersihkan nama baik Korea Utara yang dulunya tertutup menjadi lebih terbuka. 

Dapat kita simpulkan bahwa untuk beberapa saat ini Amerika masih menjadi negara super power yang ada di dunia, mengingat Amerika sebagai negara pemenang perang dunia ke dua pada saat itu. 

Amerika juga termasuk penyumbang dana terbesar di PBB jadi Amerika punya kekuatan penuh dalam pengambilan keputusan yang ada di PBB mengingat Amerika juga termasuk anggota tetap Dewan Keamanan PBB. 

Amerika mempunyai kekuatan militer yang sangat kuat dan tidak dapat ditandingi oleh negara manapun. Beberapa artilerinya pun terdapat di beberapa negara berkembang lainnya seperti Singapura. Amerika di bawah Donald Trump lebih mementingkan urusan domestiknya karena Amerika perlu memperkuat urusan domestiknya yang sempat terbengkalai. 

Amerika dalam era Barack Obama memperkuat kerjasama negara-negara di Asia dengan mencanangkan US Pivot to Asia. Akan tetapi untuk bidang ekonomi Amerika mempunyai PR yang sangat besar karena ketertinggalannya dengan China yang mulai berkembang secara pesat. 

Dalam hal militer memang Amerika yang lebih super power dan lebih gagah maju kedepan,akan tetapi dalam bidang ekonomi memang China yang lebih dilirik negara-negara lain untuk diajak kerjasama dalam bidang ekonomi dan investasi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline