Lihat ke Halaman Asli

Avicenna Zaim Alfaruq

22107030052 (Mahasiswa Aktif UIN Sunan Kalijaga)

Antara Aku, Kamu, dan Buka Bersama

Diperbarui: 4 April 2023   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DOKPRI

Sore hari menjelang maghrib, cahayamu perlahan hilang dilahap bumi-NYA. Terlihat ditepian sekumpulan pemuda duduk terdiam layaknya ayam yang menunggu terbitnya fajar. Menunggu hitungan detik menuju kemenangan untuk para pemuda penahan lapar dan dahaga. Dug dug dug bedug terdengar, tergambar raut bahagia di setiap wajah para penahan lapar itu.

Terlintas di benak pertanyaan apa, apa yang membuat mereka begitu bahagia? Bukankah ini momen yang sudah sering mereka dapatkan. Lantas apa yang menjadi alasan para pemuda-pemuda terlihat bahagia? Tanyaku penasaran. Buka bersama lah jawabannya, tradisi masyarakat Indonesia yang sudah ada sejak dulu, membuat para pemuda itu bahagia.

"Makan atau Sholat dulu man-teman?" Sebuah pertanyaan awal yang dilontarkan seorang  pemuda yang duduk dipojokan. Pertanyaan yang sulit dijawab oleh sekumpulan pemuda-pemuda kelaparan itu dengan makanan yang menggoda tepat berada didepan mata. Sepakat untuk makan yang ingin makan dan sholat  yang ingin sholat.

"Kebutuhan perut nomer satu, kalau sholat keadaan laper nanti ga fokus sholatnya" Kata Handaru, seorang pemuda yang memilih mengisi perutnya lebih dahulu sebelum melaksanakan sholat. Benar adanya pernyataan dari saudara Handaru. Sering kali kita tidak fokus saat menjalankan ibadah sholat karena perut kita yang belum terisi oleh makanan sehingga mengeluarkan alunan suara nyaring.

"Apa ngga sholat jamaah dulu aja? Kapan lagi bisa sholat jamaah waktu bukber gini, dah lama kan ga bareng-bareng" tanya Arif yang menurutnya momen seperti ini sudah jarang terjadi mengingat kami yang sudah lulus dari bangku SMA dan meneruskan pendidikan kami di universitas yang berbeda-beda dengan kesibukan yang berbeda-beda pula. Waktu temu yang sulit dicari dimasa sibuk ini.

Arif menganggap buka bersama ini sebagai ajang reuni dengan kawan SMA yang dulu bersama-sama berjuang dalam menuntut ilmu. Banyak momen terjadi semasa SMA yang tidak bisa diulangi lagi. Karenanya, momen seperti ini bisa menjadi momen bagi kita untuk mengenang kebersamaan semasa SMA.

Terlintas dikepala pertanyaan apakah semua orang yang hadir pada kesempatan kali ini merasakan hal yang sama dengan apa yang dirasakan Arif? Saya bertanya kepada orang yang memberi ide buka bersama ini, Handaru orangnya. Handaru menjawab, "menurut saya buka bersama kali ini terasa spesial, karena sulit sekali untuk kita bisa berkumpul bersama-sama seperti ini, reuni dengan kawan lama memang terbaik."

Foto Bersama (DOKPRI)

Pertanyaan yang sama saya lontarkan kepada teman yang lain, Rendi. Jawabnya, "Benar, menurutku bukber kali ini berbeda, dengan teman-teman yang sudah lama tidak bertemu, asik." Tambahnya, selain untuk berjumpa, kita juga bisa sharing pengalaman kita selama kuliah atau kerja. Seperti yang diketahui, kita melanjutkan jenjang pendidikan atau kehidupan kita sesuai dengan apa yang kita minati. Dan perbedaan minat tersebut pasti juga terdapat perbedaan cara bagaimana kita melewati masa-masa sulit yang kita hadapi.

Pendapat salah seorang kawan yang lain yakni Rafid, menurutnya "walaupun buka bersama kali ini terasa spesial, ibadah janganlah ditinggalkan." Terlihat dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, memang buka bersama selalu menjadi alasan bagi sebagian dari kita untuk meninggalkan sholat. Waktu maghrib yang begitu singkat digunakan untuk makan sembari berbincang dengan kawan lama dan akhirnya lupa menjalankan kewajiban kita. Karenanya, buka bersama dikenal sebagai acara untuk menunda ibadah sholat Maghrib, bukan hanya menurut pandangan kita saja melainkan sudah menjadi pandangan dari masyarakat luas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline