Lihat ke Halaman Asli

Avhiez Kurniawan

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Lampung, mendapat sertifikat dari UniAthena dengan mengambil course Executive Diploma in Business Communication

Opini Publik dan Strategi Komunikasi Politik: Siapa Yang Mengendalikan Narasi?

Diperbarui: 22 Januari 2025   00:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(https://id.lovepik.com/image-380578092/political-cartoon-for-business-background-vector-clipart-gesture-font.html)

Dalam lanskap politik modern, opini publik telah menjadi medan pertarungan utama. Tidak lagi cukup bagi para politisi dan partai politik hanya berbicara tentang program atau visi-misi mereka; mereka juga harus memahami dan membentuk persepsi publik. Namun, di tengah banjir informasi yang tak terbendung, siapa sebenarnya yang mengendalikan narasi politik?

Peran Opini Publik dalam Politik

Opini publik merupakan cerminan sikap, kepercayaan, dan aspirasi masyarakat terhadap isu-isu tertentu. Dalam politik, opini publik bukan hanya penanda preferensi warga negara, tetapi juga alat untuk memengaruhi keputusan politik. Sebagai contoh, survei elektabilitas sering digunakan untuk menilai tingkat dukungan terhadap kandidat tertentu, yang pada akhirnya dapat menentukan strategi kampanye mereka.

Namun, opini publik bukanlah sesuatu yang terbentuk secara alami. Ia adalah hasil dari interaksi yang kompleks antara media, aktor politik, dan masyarakat. Dalam konteks inilah komunikasi politik memainkan peran sentral.

Strategi Komunikasi Politik

Komunikasi politik adalah seni dan ilmu menyampaikan pesan politik kepada publik. Strategi komunikasi yang efektif dapat mengubah persepsi masyarakat, memperkuat dukungan, atau bahkan meredam kritik. Beberapa elemen kunci dalam komunikasi politik meliputi:

  1. Pesan yang Sederhana dan RelevanPesan politik yang efektif harus mudah dipahami dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Misalnya, dalam situasi ekonomi yang sulit, janji untuk menciptakan lapangan kerja akan lebih menarik perhatian publik dibandingkan isu-isu yang kurang relevan.

  2. Pemanfaatan Media SosialDi era digital, media sosial telah menjadi alat utama dalam menyampaikan pesan politik. Platform seperti Twitter, Instagram, dan TikTok memungkinkan politisi untuk berkomunikasi langsung dengan masyarakat, tanpa perantara media tradisional.

  3. Pengelolaan KrisisDalam politik, krisis sering kali tidak terhindarkan. Komunikasi yang cepat dan transparan dapat membantu memitigasi dampak negatif dari isu-isu sensitif yang muncul.

Siapa yang Mengendalikan Narasi?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline