Lihat ke Halaman Asli

News Update Bandung

Informasi kegiatan, informasi hukum, pendidikan dan sosial

Tergerusnya Budaya Baca

Diperbarui: 20 Februari 2023   01:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Toko-toko buku berguguran, yang tersisa pun nampak sepi. Tak bisa ku tengok lagi pedagang Koran pinggir jalan. Jarang ku lihat seragam putih abu-abu duduk nongkrong di perpustakaan daerah. Sesekali ku lihat ada guru TK yang membawa rombongan anak-anak untuk mengenal perpustakaan, dirayu dengan cerita boneka tangan.

Novel-novel koleksi tak lagi diminati untuk dibaca kaum muda. Tersibukan dengan Handphone ditangan yang meninabobokan dengan berjuta hiburan. Katanya tulisan sudah tidak menarik untuk dipandang. Infografis lebih menarik, bahkan berita cukup baca tagline saja, judul harus mewakili keseluruhan informasi. Karena manusia di jaman ini sudah terlalu sibuk mencari materi, tak bisa buang waktu dengan membaca.

Sedikit sekali orang yang menjaga hoby membaca, atau ketika butuh nilai akademik saja siswa memaksakan diri sekedar membaca buku pelajaran selebihnya Mabar game online bersama kawan.

Kompasiana masih bertahan ditengah gempuran jaman, mencoba mengumpulkan sisa kaum tua yang masih hobi menulis dan membaca. Ada juga kaum muda yang masih bertahan untuk menggali potensi diri dengan menulis dan membaca. Sisanya lebih banyak menikmati video live streaming YouTube atau tiktok.

Tak bisa ku bayangkan generasi anak cucuku kelak. Akankah masih ada yang mengkoleksi buku-buku di rumah, dipajang dengan bangga pada rak buku di ruang tamu. Ataukah hanya sekedar file pdf atau e-book di HP. Bagaimana akan tercipta para penulis berbakat apabila sudah tidak ada para pembaca.

Apakah pikiran ku terlalu kolot dan tidak bisa mengikuti melesatnya perubahan budaya di jaman yang serba digital ini. Ataukah mata ku yang manja karena lebih nyaman membuka lembaran tiap halaman buku dari pada membaca dilayar digital.

Aku sangat bersyukur ada Kompasiana yang memberikan wadah untuk kami tetap menjaga semangat untuk membaca dan belajar untuk menulis. Walaupun pemuda saat ini lebih gemar membuat konten video dari pada konten tulisan. Namun aku berharap hoby menulis dan membaca tetap ada di generasi mendatang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline