Lihat ke Halaman Asli

Avatari Khumaira Hadi

Mahasiswa Program Studi Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Mengungkap Risiko Tersembunyi: Pestisida dan Konsekuensinya

Diperbarui: 11 Desember 2023   17:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Andrade, J.C. et al. (2023) https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0045653523005118

Di balik kegunaan pestisida yang sering kali dianggap sebagai solusi dalam mengendalikan hama pada tanaman, pestisida juga menyimpan risiko tersembunyi yang dapat mengancam kesehatan manusia secara serius. Penggunaan pestisida dapat memberikan risiko kesehatan tidak hanya bagi petani, melainkan juga bagi konsumen yang mengkonsumsi produk pertanian. Dampak negatif yang ditimbulkan pestisida terhadap kesehatan manusia, seperti menyebabkan keracunan akut, gangguan pada kulit, sistem pernapasan, reproduksi, saraf, dan memiliki sifat karsinogenik. Pestisida mengandung zat kimia beracun yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, pencernaan, dan absorpsi kulit, kemudian menyebar ke bagian-bagian tubuh melalui sistem peredaran darah.

Dalam sektor pertanian, pestisida telah memainkan peran penting dalam meningkatkan hasil panen dan melindungi tanaman dari ancaman hama. Tanpa penggunaan pestisida, produksi buah-buahan akan hilang sebesar 78%, produksi sayur-sayuran akan berkurang sebesar 54%, dan produksi serealia akan berkurang sebesar 32%. Pestisida berbahan sintetis umumnya lebih sering digunakan daripada pestisida alami, misalnya organofosfat, organoklorin, karbamat, dan piretroid. Meskipun memberikan manfaat dalam meningkatkan produksi pertanian, penggunaan pestisida juga membawa risiko kesehatan yang tidak bisa diabaikan. 

Penyemprotan pestisida dalam jumlah besar menyebabkan buah dan sayur yang dipanen mengandung residu pestisida. Melihat permasalahan tersebut, masyarakat sebagai konsumen juga berisiko untuk terpapar residu pestisida. Menurut World Health Organization (WHO), setiap tahunnya terdapat 20.000 kematian akibat paparan pestisida secara tidak disengaja. Laporan Tahunan Pusdatin Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Tahun 2019 menunjukkan bahwa telah terjadi 334 kasus keracunan pestisida dengan kelompok penyebab pestisida pertanian sebanyak 147 kasus di Indonesia. Permasalahan ini tentunya menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat karena paparan pestisida dapat mempengaruhi kesehatan mereka dan menempatkan mereka pada risiko kondisi seperti cacat reproduksi dan penyakit tidak menular seperti kanker, hipertensi, obesitas, penyakit ginjal dan jantung.

Pada dasarnya penggunaan pestisida di bidang pertanian memang sulit untuk dihindari.  Namun, kita tidak boleh tutup mata terhadap dampak negatif yang ditimbulkan akibat residu pestisida. Diperlukan kesadaran dari seluruh lapisan masyarakat terkait upaya pencegahan paparan residu pestisida. Masyarakat dapat melakukan upaya sederhana dengan memperhatikan cara pengolahan bahan makanan hasil pertanian atau perkebunan. Pemangku kepentingan setempat juga diharapkan dapat terlibat dalam upaya penetapan regulasi dan melakukan pemberdayaan terhadap petani terkait penggunaan pestisida.

Artikel ini ditulis oleh: Avatari Khumaira Hadi, Ribkah Aisy Muisyah, dan Robiana Modjo




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline