Teh Kombucha adalah minuman fermentasi yang dibuat dengan bahan dasar teh, gula, bakteri dan ragi. Meskipun ada yang menyebut sebagai teh jamur, kombucha bukanlah jamur, melainkan koloni bakteri dan ragi. Teh Kombucha dibuat dengan menambahkan koloni bakteri ke gula dan teh, dan membiarkan campuran tersebut berfermentasi.
Pengakuan bahwa manfaat mengkonsumsi kombucha dapat membantu pencernaan berasal dari fakta bahwa fermentasi menghasilkan probiotik yang membantu mengatasi diare dan sindrom iritasi usus besar (IBS), serta dapat memperkuat sistem kekebalan tubuh. Probiotik memberi usus Anda bakteri sehat, yang dapat meningkatkan banyak aspek kesehatan, diantaranya pencernaan, peradangan, dan bahkan penurunan berat badan. Berdasarkan alasan ini, mengkonsumsi kombucha ke dalam menu harian, bisa meningkatkan kualitas kesehatan.
Pusat Pengendalian Penyakit merekomendasikan bahwa empat ons kombucha dapat dikonsumsi dengan aman satu hingga tiga kali sehari. Waktu terbaik untuk minum Kombucha yang kaya akan probiotik adalah tengah hari dengan maksud membantu pencernaan, membersihkan hati, dan menjaga energi agar tetap stabil. Jika sudah terbiasa mengkonsumsi kombucha, meminumnya saat perut kosong adalah cara terbaik untuk memaksimalkan potensi probiotik. Tanpa ada proses pencernaan makanan menghalangi, probiotik pada kombucha akan melewati perut lebih cepat, dan probiotik akan sampai ke usus besar, tempat probiotik bekerja dengan ajaib, menjadi lebih banyak.
Bagi warga Perumahan Muria Indah Kudus, perumahan berkonsep Eco Green, saat diperkenalkan teknik pembuatan Teh Kombucha, disambut dengan hangat. Karena lingkungan yang disetting untuk mendukung segala bentuk kegiatan berbasis alam. Teh kombucha sendiri bagian dari agenda Komunitas Eco Enzym Muria Indah yang sudah berjalan kurang lebih 6 bulan.
Dengan alasan tersebut diatas, terutama bagian bisa menurunkan berat badan, di samping mengisi waktu luang, langkah awal dimulai. Sebenarnya tidak sulit membuatnya. Rebusan air teh didinginkan, dituang ke dalam toples atau wadah dari kaca, lalu masukkan bakteri atau ragi kombucha tutup rapat dengan kain. Diamkan selama kurang lebih seminggu, lalu di panen dengan memisahkan jamur yang terbentuk dengan air teh hasil fermentasi.
Jika ingin ada tambahan rasa, beri potongan buah atau rempah sesuai keinginan. Diamkan dulu selama dua hari agar rasa buah terserap dalam air teh hasil fermentasi, baru dimasukkan ke kulkas. Kombucha lebih sedap dikonsumsi dalam keadaan dingin. Kombinasi yang enak adalah lemon dengan cengkeh. Meski perpaduan apel dan kayu manis tidak kalah sedap diminum kala terik. Duet rasa nanas dan kayu manis terlalu sayang dilewatkan, apalagi buah naga dan cengkeh. Kombinasi buah dan rempah ini dimaksudkan nyaman ketika mampir di hidung dan enak diterima oleh lidah sebelum memasuki lambung selain meminimalisir rasa dan bau fermentasi yang kurang sedap. Kalau ingat bisa menurunkan berat badan sih, mau rasa apa aja masuk perut deh.
Karena nanggung kalau bikin sedikit, jadilah bikin dalam jumlah lumayan banyak sekitaran 6 liter sekali panen. Tetangga kiri kanan ikut menikmati minuman sehat kombucha. Meski teknik pembuatan teh kombucha disampaikan secara meluas, tidak semua warga membuat. Ada sih terbersit untuk produksi massal dan dikomersialkan. Tapi terkendala pada kontinuitas, kendali mutu, dan pengemasannya. Untuk sementara dikonsumsi sendiri dulu deh bersama teman dan tetangga, itung-itung sedekah berbagi dalam upaya menjaga imunitas tubuh di tengah pandemi saat ini. Kalau warga sekitar sehat, kemungkinan tertular virus jadi kecil. Minimal membendung dari segi imun selain mematuhi protokol kesehatan.
Kapan admin semarkutiga area Kudus mampir Muria Indah nih?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H