Lihat ke Halaman Asli

3 Makanan Unik yang Wajib Dicicipi Saat Mampir ke Nganjuk

Diperbarui: 1 Oktober 2023   08:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pixabay (congerdesign)

Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu wilayah di daerah Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Jombang, Kediri, dan Madiun. Kabupaten seluas 1.224 km² ini memiliki 20 kecamatan dengan 20 kelurahan dan 264 desa. 

Kabupaten Nganjuk terkenal dengan bawang merahnya dan beberapa tokoh yang terkenal seperti dr. Soetomo, Marsinah, Eko Patrio, hingga Kekeyi. Selain itu, Nganjuk juga memiliki beberapa lokasi wisata terkenal seperti air terjun Sedudo.

Selain memiliki berbagai wisata, Nganjuk juga memiliki beberapa makanan khas yang bisa dicicipi ketika mampir ke Nganjuk, diantaranya:

Nasi Becek

Konon, nasi becek atau sego becek ini sudah ada sejak zaman Belanda, yaitu sekitar tahun 1915. Nasi becek merupakan makanan khas Nganjuk yang bentuknya mirip dengan gulai atau kari kambing. Disebut nasi becek karena kuah, isian, dan nasi dijadikan satu dalam sebuah mangkuk sehingga nasi menjadi basah/becek. Isian nasi becek berupa daging, babat, dan jeroan kambing, hingga sate kambing. Makanan ini dapat dengan mudah ditemui di pinggir jalan di Kota Nganjuk. Harga makanan ini mulai dari Rp. 20.000 saja.

Dumbleg

Dumbleg merupakan jajanan khas Nganjuk yang terbuat dari tepung beras, gula jawa, dan santan. Rasa jananan ini manis dan legit. Dumbleg terdiri dari dua macam, yaitu dumbleg merah dan dubleg putih. Perbedaan ini hanya terdapat pada penggunaan gula merah. Dumbleg putih tidak menggunakan gula merah sehingga rasanya cenderung gurih. Jajanan ini biasanya dibungkus dengan pelepah pinang. Dumbleg bisa ditemukan di Pasar Kliwon Rejoso dan Pasar Pon Gondang dengan kisaran harga Rp. 7.000-Rp. 8.000.

Sate Kenul

Sate kenul merupakan salah satu hidangan khas Nganjuk, tepatnya dari Kecamatan Jatikalen. Sate kenul merupakan sate dari daging sapi yang dipotong dadu kemudian dibalut dengan parutan kelapa yang telah dibumbui dengan rempah-rempah tertentu. Biasanya sate ini disajikan di hajatan warga. Namun, ada juga yang dijual bebas dengan kisaran harga mulai dari Rp. 2.500/ tusuk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline