Lihat ke Halaman Asli

Hormat Bendera Syirik?

Diperbarui: 22 Agustus 2015   11:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh: Muhammad Autad An Nasher

Di bulan Agustus ini, kita telah memperingati hari kemerdekaan bangsa Indonesia, yakni pada tanggal 17 agustus kemarin. Pada peringatan hari kemerdekaan tersebut kita diingatkan kembali tentang semangat perjuangan para pahlawan, para kiai, para sesepuh kita yang bersatu melawan penjajah. Persatuan mereka itulah yang menjadikan pekik lagu Indonesia raya dan bendera merah putih berkibar dari pucuk sabang sampai merauke.

Sehingga kemerdekaan yang kita raih sampai saat ini bukanlah gratisan, bukanlah pemberian dari penjajah. Akan tetapi murni karena karunia Allah Swt melalui semangat para pahlawan-pahlawan kita.

Semangat mereka berkobar, nyawa menjadi taruhan, sebagaimana lambang dari bendera merah putih, “merah” yang berarti semangat perjuangan dan darah, sementara “putih” melambangkan tulang yang kuat, yang siap berjuang dengan ketulusan dan kesucian, tidak karena kepentingan politik ataupun partai, akan tetapi memang benar-benar berjuang untuk kemaslahatan umat dan persatuan bangsa Indonesia.

Oleh sebab itu, tidak elok kiranya apabila negara kesatuan republik Indonesia yang sudah final ini, yang sudah diperjuangkan 70 tahun yang lalu oleh para pahlawan dan syuhada’, akan tetapi oleh sebagian kelompok ingin disusupi dengan ideologi yang anti terhadap pancasila, nasionalisme, dan semangat kebangsaan.

Padahal, nasionalisme dan cinta tanah air sangat jelas dicontohkan oleh Rasulullah Saw. Hal itu tercermin ketika Nabi Muhammad disaat pertama sampai di Madinah, kemudian beliau berdoa:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اللَّهُمَّ حَبِّبْ إِلَيْنَا الْمَدِينَةَ كَحُبِّنَا مَكَّةَ أَوْ أَشَدََّ (صحيح البخارى – ج 7 / ص 161)

Ya Allah, jadikan kami mencintai Madinah seperti cinta kami kepada Makkah, atau melebihi cinta kami pada Makkah” (HR al-Bukhari 7/161)

Oleh karenanya, jika ada kelompok-kelompok yang hendak menggerogoti kesatuan Bangsa ini, mereka adalah orang-orang yang tidak tahu sejarah. Maka, wajib hukumnya bagi kita untuk menjaga keutuhan Negara ini dari rongrongan sekelompok orang yang tidak bertanggungjawab tersebut.

Hadirin Sidang Jum’ah yang Berbahagia

Bangga terhadap bangsa Indonesia dengan semangat nasionalisme juga merupakan wujud rasa syukur kita kepada Allah Swt, karena sudah diberi kemerdekaan, diberi kenikmatan berupa negara Indonesia. Sehingga apabila kita hormat pada sang saka, bendera Merah Putih sewaktu upacara, itu bukanlah perbuatan syirik, akan tetapi merupakan wujud ungkapan rasa syukur kita pada Allah Swt. Di mana kita telah diberi kenikmatan bisa memiliki Bangsa ini seutuhnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline