Lihat ke Halaman Asli

Kasus Agus Disabilitas Sebagai Bentuk Penyimpangan Pancasila

Diperbarui: 23 Desember 2024   07:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pelecehan Seksual oleh Agus Disabilitas

Media saat ini sedang ramai digandrungi dengan kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh saudara dengan inisial IWAS alias Agus Disabilitas (21) terhadap empat orang perempuan dan kini sudah diresmikan oleh Polda NTB sebagai tersangka kasus pelecehan seksual. Namun, jumlah orang yang mengaku menjadi korban dari IWAS makin bertambah tiap harinya. Hal ini menimbulkan banyak perbincangan dan perdebatan karena muncul dugaan terbaru bahwa modus Agus dalam melancarkan akal buruknya karena Ia menjual cerita sedih tentang dirinya kepada para korban dengan melakukan pendekatan psikologis. Membuat korban iba dan akhirnya Ia memanfaatkan keadaan agar korban ingin membantu dan menuruti permintaan Agus.
Dalam kasus ini, Agus mendapat banyak cemooh dari Netizen dengan mengolok-olok kondisi fisik Agus yang memiliki kekurangan tetapi bermoral tidak baik. Ramai sekali konten berubah sindiran sampai tanggapan mereka tentang Agus yang menyalahgunakan keadaannya untuk melakukan hal-hal tidak bermoral. Terkait ini, Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas (PPDI) menanggapi agar Netizen berhenti menghubungkan perbuatan yang Agus lakukan dengan kondisinya yang memiliki disabilitas karena dianggap tidak sesuai moral bangsa Indonesia.

Kasus Agus bertentangan dengan Pancasila

Kasus Agus sangat bertentangan dengan nilai kemanusiaan pada Pancasila yang dimana menyimpang dari sila kedua kerena melakukan pelecehan seksual terutama beberapa korban masih berusia di bawah umur.  Agus memanfaatkan rasa kemanusiaan dari orang lain yang telah menghormati dan perduli dengan kondisinya yang justru dipergunakan untuk memuaskan nafsunya semata. Hal ini dapat ditinjau dari seberapa banyak pengaduan dari para korban, bagaimana Agus memanipulasi keadaan, dan membuat korban tidak memiliki kesempatan untuk menyelamatkan dirinya karena Agus menakut-nakuti korban bahwa mereka akan berada dalam masalah jika tidak menuruti keinginan Agus.
Pancasila mengajarkan kita sebagai manusia memiliki rasa keperdulian dan tidak membedakan orang yang “berbeda” dari dirinya. Begitu jelas dikatakan pada sila kedua bahwa kemanusiaan yang adil dan beradab harus dijunjung kepada siapa pun. Pentinh bagi seseorang untuk memaknai hak-hak hidup orang lain untuk perduli terhadap kondisi Agus tetapi disalahgunakan yang berujung membawanya kepada hukuman bui.

Penerapan Pancasila terkait Kasus Agus

Kasus Agus Disabilitas yang saat ini tengah viral di kalangan masyarakat ini baik bagi kita untuk mengambil pembelajaran dan menjadi evaluasi dalam kehidupan sehari-hari yaitu bagaimana kita dapat menghargai orang lain namun juga memiliki batasan ketika diri sendiri merasa dirugikan oleh orang lain yang ternyata ingin memanfaatkan kondisi tersebut.
Mengingat ada orang yang seharusnya kita perlakukan dengan adil walaupun Ia berada dalam kekurangan namun orang tersebut malah tidak tahu diri adalah hal yang merugikan bagi kita dan mengajarkan bahwa setiap orang dengan kondisi apapun harus menerapkan nilai-nilai Pancasila agar terhindari dari perkara buruk.
Pengajaran moral Pancasila tidak dapat sekedar diajarkan tanpa memaknai tiap isi kandungan yang ada di dalamnya, karena Pancasila mencakup hal yang begitu luas tentang ajaran berkaitan dengan moral dan kemanusiaan. Baiknya menerapkan nilai Pancasila sedari dini dengan mengaplikasikan hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Dari kasus Agus kita dapat melihat adanya penyimpangan nilai moral yang ada pada diri Agus, lalu dia memanfaatkan kekurangannya untuk mendapat atensi sebagai upaya untuk mewujudkan rencana buruknya. Jadi, mulailah untuk memiliki kesadaran untuk membentengi diri dengan nilai-nilai Pancasila sebagai pondasi yang kokoh atas pedoman yang mengatur bangsa Indonesia dalam berperilaku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline