Lihat ke Halaman Asli

Tenaga Kesehatan Masyarakat dan Penyakit Demam Berdarah

Diperbarui: 16 September 2024   10:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH

AURINDA ANTARANI/191241211

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

            DBD atau demam berdarah adalah infeksi virus dengue yang menyebar dari nyamuk ke manusia. Penyakit ini dapat menyerang anak-anak dan orang dewasa. Nyamuk yang membawa virus ini  adalah nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus, dan penularannya terjadi disaat nyamuk yang menderita demam berdarah tersebut menggigit orang yang sehat.  Penyakit ini lebih umum terjadi di daerah beriklim tropis dan subtropis, termasuk Indonesia dan angka kejadian penyakit ini biasanya meningkat ketika musim hujan. Demam berdarah tidak menular antarmanusia secara langsung. Namun, ibu hamil dapat menularkan demam berdarah kepada janin yang dikandungnya selama masa kehamilan atau ketika proses persalinan.

            Kebanyakan penderita demam berdarah memiliki gejala ringan atau tidak ada gejala sama sekali dan akan membaik dalam 1-2 minggu. Namun, dalam kasus yang parah, demam berdarah dapat menyebabkan kematian. Gejala DBD umumnya muncul setelah masa inkubasi virus, yaitu 4-10 hari setelah digigit oleh nyamuk. 

Beberapa gejala DBD yang sering terjadi, yaitu demam tinggi yang bisa mencapai 40 derajat celcius atau lebih, sakit kepala berat, nyeri pada otot, sendi, tulang, dan di bagian belakang mata, lemas dan hilang nafsu makan, mual dan muntah, dan ruam atau bintik kemerahan (muncul sekitar 2-5 hari setelah demam). Gejala-gejala yang disebutkan tadi umumnya mereda kurang dari 1 minggu, tapi bisa juga berlangsung sampai 10 hari. Setelah itu, gejala bisa berkembang dan memburuk.

            Demam dapat turun hingga suhu mencapai 37,5-38 derajat celcius selama 1-2 hari, kemudian akan kembali naik pada hari berikutnya. Pola ini disebut sebagai saddleback fever (demam pelana). Pada fase ini banyak pasien yang mengira dirinya sudah membaik dan sembuh, padahal di fase inilah pasien harus diawasi dengan ketat karena fase ini mempunyai risiko besar terjadinya pendarahan dan kebocoran pembuluh darah. Tanda bahaya yang perlu diawasi pada fase ini, yaitu nyeri perut yang berat, muntah-muntah yang tak kunjung berhenti, lemas, gelisah, gusi berdarah atau mimisan, muntah berdarah, buang air besar berdarah, jantung berdebar, nafas cepat, dan kulit dingin, pucat, serta basah.

            Tidak ada penanganan khusus untuk penyakit DBD ini. Fokusnya adalah mengobati gejala nyeri dengan meminum obat pereda nyeri. Asetaminofen (paracetamol) sering digunakan untuk mengendalikan rasa sakit. Obat seperti ibuprofen dan aspirin dihindari karena dapat meningkatkan risiko pendarahan. Dan bagi penderita demam berdarah yang parah, rawat inap seringkali dibutuhkan.

            Di Indonesia sendiri, hingga minggu ke-17 tahun 2024, tercatat 88.593 kasus Demam Berdarah Dengue dengan kasus 621 kasus kematian di Indonesia. Dan berdasarkan laporan, dari 456 kabupaten/kota di 34 provinsi, kematian akibat DBD terjadi di 174 kabupaten/kota di 28 provinsi. Kasus DBD di Indonesia berhasil diturunkan sekitar 35% pada 2023 dan awal 2024. Namun, pada minggu ke-22 2024, kasus DBD kembali meningkat hingga 119.709 kasus. Dimana lebih tinggi dibandingkan total kasus DBD pada tahun 2023 yang mencapai 114.720 kasus.

            Karena itulah, menurut saya tenaga Kesehatan Masyarakat sangat dibutuhkan dalam upaya pencegahan penularan penyakit DBD ini. Tenaga Kesehatan Masyarakat dapat memantau kesehatan penduduk serta faktor-faktor yang memengaruhi penyebaran penyakit tersebut. Kemudian meningkatkan kesehatan masyarakat dengan memberikan penyuluhan dan promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya penyebaran serta berkembangbiaknya nyamuk pembawa virus tersebut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline