Era multimedia membuat informasi kini lebih mudah ditemui. Hanya dengan mengunjungi satu portal berita, kita sudah dapat menemukan informasi yang kita perlukan, karena melalui satu portal berita saja sudah memuat informasi dalam berbagai bentuk, misalnya text, video, dan grafis.
Sebelum memasuki era digital, penyebaran informasi kepada masyarakat pernah melalui media offline. Berwal dari isu-isu yang beredar di tengah masyarakat lalu oleh pihak direksi memilah isu mana yang layak untuk naik cetak. Setelah dikumpulkan isu-isu tersebut, maka kini menjadi tugas jurnalis untuk menemukan informasi dengan tepat dan cepat seperti yang diilustrasikan oleh CNN Indonesia di mana para jurnalis menjadi tembok terdepan dalam menemukan informasi yang diperlukan.
Proses peliputan berita
Menurut penuturan salah satu jurnalis, Santo mengatakan bahwa dulu sebelum adanya smartphone kami harus membawa kamera dan alat perekam untuk dapat mengumpulkan informasi yang kami perlukan.
Kini setelah era digital hadir, proses meliput berita lebih mudah dilakukan. Berita dapat langsung dirangkum lalu dikirimkan ke editor melalui e-mail lalu dirapikan oleh tim layout dan terakhir diunggah di portal berita tersebut. Ketika berita tersebut juga akan disajikan dalam bentuk video, maka perlu melewati proses pemilihan video-video yang kemudian diedit untuk menjadi sebuah video berita.
Meskipun proses produksi berita saat ini terlihat lebih ringkas dan mudah. Namun, hal ini justru menimbulkan sebuah kebiasaan buruk yaitu jurnalis kini memilih untuk menulis berita yang asal-asalan sehingga dapat menaikkan trafik. Istilah trafik ini pertama kali dikenalkan oleh Remotivi yang berarti banyaknya sebuah konten diakses oleh pembaca atau pengguna media online.
Jurnalis digital kini lebih memilih untuk menulis berita asal-asalan yang dapat mengundang rasa penasaran dari para pengguna media online daripada menulis berita yang memang sesuai fakta yang berujung pada konten yang tidak dilirik oleh pengguna media online.
Lantas pertanyaannya bagaimana sebuah berita dapat disaring sehingga menjadi konten yang menarik dan penting untuk disajikan kepada pengguna media online?
Hal ini dimulai dari mengubah mindset dari para jurnalis digital. Sebelum memulai liputan atas suatu berita, mereka harus menempatkan diri mereka sebagai pembaca. Apakah berita yang akan mereka angkat memiliki sisi menarik dan penting?
Tentunya tidak semua isu yang akan diangkat memiliki sisi menarik dan penting. Ada isu yang penting tetapi kurang dari segi menarik. Maka perlu dikemas dengan memainkan angle, menambahkan judul clickbait, serta menggunakan padanan kata yang menarik.
Skill yang harus dimiliki
Selain mampu untuk menulis, menurut Sreenivasan & Lavrusik terdapat kemampuan lain yang harus dikuasai oleh jurnalis digital yaitu:
- Mampu menyampaikan berita dalam bentuk multimedia
Para jurnalis digital dituntut untuk mampu menyampaikan berita bukan hanya dalam bentuk text saja, tetapi juga dalam bentuk audio, visual, dan bahkan video.
- Mampu menguasai teknologi
Untuk dapat menyampaikan berita dalam bentuk multimedia, para jurnalis digital tentu harus menguasai teknologi karena hal ini berkaitan dengan software yang digunakan untuk menghasilkan konten multimedia.
- Mampu memanfaatkan media sosial
Media sosial digunakan oleh para jurnalis digital agar dapat mengetahui isu-isu hangat yang diperbincangkan di masyarakat, mencuri perhatian khalayak atas konten yang Ia buat, dan memiliki hubungan yang lebih dekat dengan pembaca.
- Membangun komunitas
Para jurnalis digital diharapkan dapat menjadi facilitator dalam sebuah topik yang diperbincangkan, mereka juga diharapkan mampu mengelola komunitas yang telah dibangun.
- Fokus akan topik yang diberitakan
Sebuah berita dapat dikatakan fokus apabila jurnalis mampu menyajikan berita yang berguna, menghibur, dan tentunya arah pemberitaan tidak melebar ke topik-topik lain.
Simak videonya juga yuk, untuk lebih paham tentang perbedaan dunia jurnalis dulu dan kini
Jangan lupa untuk mengunjungi Podcastnya juga ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H