Lihat ke Halaman Asli

Aurelia Krisnadita

Mahasiswa S1 Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Diponegoro

Tulang Tidak Terpakai Bisa Hilang?

Diperbarui: 24 Oktober 2017   22:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

jointsis.com

Pernahkah terbersit di benak Anda mengapa Anda memiliki tulang ekor? Jika memperhatikan kerangka tubuh manusia dari dekat, Anda dapat melihat tulang segitiga di ujung tulang belakang. Tulang ini adalah tulang ekor manusia. Mengapa manusia memiliki tulang ekor padahal kita tidak memiliki ekor? Tulang ekor atau koksigeal sering disebut sebagai bekas ekor manusia. Teori menyatakan bahwa seiring evolusi, manusia mengalami kehilangan ekor dan menyisakan tulang ini. Itu berarti teori ini berdasarkan anggapan bahwa nenek moyang kita dahulu memiliki ekor. Lalu, mengapa bisa hilang? Mari kita bahas lebih lanjut.

Pada dasarnya, semua makhluk hidup memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap lingkungannya. Entah itu adaptasi morfologi, fisiologi, ataupun tingkah laku. Adaptasi  memungkinkan makhluk hidup untuk mengalami perubahan pada tubuhnya secara bertahap yang disebut sebagai evolusi.

Evolusi terjadi sejak berabad-abad tahun yang lalu. Dua spesies yang tidak terlihat mirip dari luarnya dapat memiliki nenek moyang yang sama jika struktur internalnya serupa. Hal ini menunjukkan bahwa keduanya berevolusi dari nenek moyang yang sama.

Salah satu hal yang menarik untuk diulas lebih dalam adalah bagian tubuh yang telah kehilangan penggunaannya melalui proses evolusi. Misalnya, sebagian besar burung mempunyai sayap untuk terbang. Namun, pada burung unta sayapnya digunakan untuk membantunya berlari dan melindungi diri. Sayap burung unta telah kehilangan fungsi aslinya, yaitu untuk terbang. Sayap burung unta ini termasuk salah satu organ vestigial.

Apakah yang dimaksud dengan organ vestigial itu sendiri? Vestigial berasal dari bahasa Latin, 'vestigium',yang berarti jejak. Para evolusionis menganggap keberadaan organ vestigial ini sebagai bukti penting adanya evolusi. Charles Darwin, dalam bukunya yang berjudul The Origin of Species, menyebut organ vestigial dengan istilah organ rudimen. Prof. H.H. Newman mendefinisikan organ vestigial sebagai organ-organ tak terpakai yang pada hewan organ ini masih mempunyai fungsi. Jadi, secara garis besar, organ vestigial adalah organ makhluk hidup yang kehilangan atau berkurang fungsi awalnya sejalan dengan evolusi.

Weiderseim, seorang ahli anatomi, menyebutkan bahwa jumlah organ vestigial dalam tubuh manusia ada 180 buah. Beberapa di antaranya adalah usus buntu, gigi bungsu, otot di telinga, amandel, puting susu pada pria, dan tulang ekor. Ada juga perilaku yang vestigial, contohya refleks menggenggam Palmaris yang kita jumpai pada bayi.

Usus buntu adalah organ vestigial yang paling banyak dikenal khalayak umum.Usus buntu dipercaya para ilmuwan pernah membantu nenek moyang kita untuk mencerna tanaman yang kaya akan selulosa. Gigi bungsu dianggap berguna bagi nenek moyang kita dulu untuk mengunyah makanan yang tentunya lebih keras daripada yang kita makan sekarang. Sedangkan pada otot telinga manusia, ketidakmampuannya melakukan suatu fungsi menandakan bahwa fungsi biologis utamanya telah hilang. Amandel dianggap tidak memiliki fungsi. Malahan, amandel lebih sering terkena infeksi sehingga banyak orang lebih memilih untuk mengangkatnya. 

Organ vestigial yang dapat berbahaya bagi kesehatan kita biasa disebut para ilmuwan sebagai 'sampah evolusi'. Puting susu pada pria dianggap tidak memiliki fungsi karena pria tidak dapat menyusui anaknya. Coccyx atau tulang ekor adalah bagian paling akhir dari ruas-ruas tulang belakang kita. Sesungguhnya, hampir semua mamalia di bumi memiliki ekor sampai saat tahap berkembang di dalam rahim. Pada manusia, struktur pada bagian ujung embrio yang mirip seperti ekor ini akan terserap karena proses autolisis atau penghancuran sel antara tahap 14 dan 22 dari embriogenesis.

Lalu jika ada pertanyaan 'Setujukah kamu bahwa rangka yang tidak mempunyai fungsi lambat laun akan menghilang?', penulis akan menjawab ya. Struktur tubuh yang tidak pernah atau jarang sekali digunakan tidak akan berkembang. Misalnya, kita yang tidak kidal akan lebih sering menggunakan tangan kanan kita untuk beraktivitas. 

Dengan begitu otot tangan kanan kita akan lebih besar daripada tangan kiri. Hal ini juga berlaku pada orang kidal yang lebih sering menggunakan tangan kiri, otot tangan kiri mereka akan lebih besar dibandingkan otot tangan kanan. Hal ini menunjukkan bahwa dengan memfungsikan organ kita maka organ kita akan semakin aktif dan dengan demikian akan mempunyai kesempatan untuk berkembang. Demikian juga sebaliknya, jika kita tidak pernah memfungsikan salah satu organ kita, maka dengan sendirinya organ tersebut tidak akan berkembang dan lama kelamaan akan kehilangan fungsi utamanya.

Pada tahun 1809, Jean Baptiste de Lamarck mengemukakan sebuah teori evolusi. Menurut Lamarck, bagian tubuh makhluk hidup dapat berubah ciri, sifat, dan karakternya karena pengaruh lingkungan hidupnya. Jika suatu bagian tubuh makhluk hidup sering atau selalu digunakan, bagian tersebut dapat berubah dan menyesuaikan sehingga bisa digunakan pada lingkungan tersebut. Begitu juga sebaliknya, bagian tubuh yang tidak pernah atau jarang digunakan makin lama akan menghilang atau yang sering kita sebut sebagai rudimenter. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline