Lihat ke Halaman Asli

Jejak di Balik Cermin: Part 2

Diperbarui: 21 Oktober 2024   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pinterest.com/elisarrs1

Part 2: Dunia di Balik Cermin

Andra dan Vania terpaku di depan cermin yang retak itu. Kilatan cahaya kembali muncul dari retakan yang kini tampak seperti portal. Rasa penasaran yang tak terbendung memaksa Andra mendekatkan wajahnya ke celah itu, meskipun nalurinya berteriak untuk menjauh. Tiba-tiba, cermin itu menghisap mereka berdua ke dalam seolah menarik mereka dengan kekuatan tak terlihat.

Mereka jatuh ke permukaan tanah keras yang tidak dikenali. Saat bangkit, mereka menyadari bahwa mereka berada di dunia yang berbeda---sama sekali bukan dunia mereka. Langit berwarna ungu gelap, dan di kejauhan, ada gunung-gunung dengan puncak yang menyala seperti api. Pohon-pohon tinggi dengan daun-daun hitam mengelilingi mereka. Tidak ada suara burung atau hewan lainnya, hanya angin dingin yang berdesir pelan.

Vania menggenggam tangan Andra dengan erat. "Di mana kita?" suaranya bergetar karena ketakutan dan kebingungan.

"Aku tidak tahu." jawab Andra sambil melihat sekeliling. "Tapi yang jelas, kita bukan di rumah lagi."

Mereka berjalan tanpa arah, mencoba memahami tempat aneh ini. Setiap langkah mereka membuat tanah di bawah kaki terasa lebih dingin dan berat. Di kejauhan, mereka melihat sebuah bangunan besar, seperti kastil yang hampir tersembunyi di balik kabut tebal.

"Kita harus mencari tahu di mana kita dan bagaimana cara kembali," kata Andra. Dengan hati-hati, mereka melangkah menuju kastil itu. Semakin dekat mereka, semakin jelas bahwa tempat ini sudah lama ditinggalkan. Jendela-jendelanya pecah, dan dinding-dindingnya ditumbuhi tanaman liar yang aneh.

Sesampainya di gerbang utama kastil, mereka bertemu dengan seorang pria tua berpenampilan lusuh, berdiri di depan pintu. "Selamat datang di Alvanor," katanya dengan suara serak. "Tempat yang telah lama terkunci, sampai kalian membukanya."

Apa maksud dari ucapan pria tersebut? Tunggu part 3 nya ya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline