Part 2.
Pagi harinya, Dewi berhasil menemukan jalan keluar dari hutan dan kembali ke desa dalam kondisi lelah dan kebingungan. Penduduk desa terkejut melihatnya kembali sendirian, Ketika Dewi menceritakan apa yang terjadi, mereka tampak ketakutan. "Pak Surya dan Bayu hilang?" tanya seorang penduduk, suaranya bergetar. "Ini kutukan hutan! Aku sudah bilang, jangan pergi ke sana!"
Dewi merasa bersalah, tapi rasa ingin tahunya tetap menggebu. Dia bertanya, apakah benar ada sesuatu di hutan itu yang bisa menelan orang? Ataukah ada penjelasan rasional di balik semua ini? Dia memutuskan untuk mencari lebih banyak informasi dari orang-orang desa, tapi sebagian besar dari mereka menolak bicara. Mereka percaya bahwa Hutan Larangan dihuni oleh makhluk-makhluk gaib yang menjaga tempat itu.
Hanya satu orang yang bersedia berbicara padanya, Mbah Ratna, seorang nenek tua yang dikenal sebagai penjaga tradisi desa. Mbah Ratna tinggal di gubuk tua di pinggir desa, meskipun usianya sudah sangat tua, matanya masih memancarkan kecerdasan. "Kau tak seharusnya masuk ke hutan itu, Nak." kata Mbah Ratna dengan suara serak. "Hutan itu bukanlah tempat biasa. Sudah lama ada sesuatu yang menghuni di sana, sesuatu yang tidak bisa dijelaskan dengan akal manusia."
Dewi, meski masih skeptis, merasa bahwa Mbah Ratna tahu lebih banyak daripada yang dia katakan. Setelah berbicara panjang lebar, Mbah Ratna akhirnya memberikan sebuah peta kuno kepada Dewi. "Ini peta yang diturunkan dari generasi ke generasi." katanya. "Di sini ada sebuah gua di tengah hutan, tempat di mana makhluk-makhluk itu tinggal. Jika kau benar-benar ingin tahu, pergilah ke sana. Tapi ingat, tidak semua rahasia layak diketahui."
Dewi merasa ini adalah petunjuk yang dia cari. Meski sedikit ragu, dia memutuskan untuk kembali ke hutan. Sebelum pergi, Mbah Ratna memperingatkannya sekali lagi. "Jangan terlalu percaya pada apa yang kau lihat di hutan itu. Tidak semua yang tampak nyata benar-benar ada."
Apa yang akan terjadi pada Dewi? Apa yang berada di dalam gua tersebut? Tunggu Part 3 nya ya!
Terima kasih!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H