Lihat ke Halaman Asli

Air Mata Ibu

Diperbarui: 2 Oktober 2024   18:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com

Di suatu desa, hiduplah seorang wanita janda yang bernama Lestari. Suaminya sudah lama meninggal, sehingga ia selalu bekerja keras untuk merawat putranya, Bintang.

Lestari bekerja setiap hari tanpa lelah, bekerja dari pagi hingga malam untuk menafkahi dirinya bersama dengan putranya. Bintang, putranya selalu merasa kesepian karena sang ibu selalu bekerja. Namun, Bintang sangat mencintai ibunya dengan segenap hatinya. Ia ingat dengan pesan ayahnya untuk selalu menjaga sang ibu dari segala bahaya. Bintang tidak ingin menambahkan beban untuk sang ibu, Bintang selalu belajar setiap hari dan mendapat ranking satu dikelasnya. 

Bintang memiliki banyak sekali teman yang ingin berteman dengannya. Namun, Bintang juga selalu di ejek oleh temannya yang lain akan ekonomi keluarganya yang rendah dan sulit. Bintang berusaha untuk tidak memikirkan hal tersebut, ia tetap berusaha untuk fokus dengan pembelajarannya dan sang ibu. Bintang memiliki sebuah impian, yaitu impian untuk berkuliah di universitas yang tinggi.

Suatu hari, Bintang kembali diejek oleh beberapa teman-temannya, disekolah atau pun di lingkungan desanya. Bintang merasa sakit akan ejekan-ejekan itu. Bintang merasa terbebani akan hal tersebut dan menjadi pendiam selama beberapa hari lamanya. 

Pada malam hari, Bintang sedang duduk di ruang tamu sembari bermain dengan handphone nya. Pintu rumah tersebut perlahan terbuka, menunjukkan sosok sang ibu yang baru tiba di rumah. Lestari tersenyum terhadap Bintang, namun ia sadar bahwa Bintang terlihat terbebani dan gelisah.

Lestari duduk disamping Bintang. "Ada apa nak? Kamu terlihat begitu terbebani. Apakah ada sesuatu yang mengganggumu?" Tanya Lestari yang dibalas dengan sunyi oleh Bintang.

Selama beberapa lama terdiam, Bintang pun mulai menjelaskan hal yang ia rasa terbebani. Lestari hanya terdiam sepanjang Bintang menjelaskan, perlahan air mata Lestari jatuh ke kakinya. "Bintang, Ibu akan berusaha untuk selalu bekerja lebih keras lagi untuk kita. Setiap tetes air mata ibu merupakan sebuah harapan dan kasih sayang ibu kepadamu." Jawab Lestari yang dibalas oleh rasa terharu dari Bintang. Bintang merasa tersentuh dengan ucapan sang ibu. Ia berusaha untuk menahan air matanya.

Bertahun-tahun kemudian. Bintang berhasil lulus dari sebuah universitas impiannya dan mendapatkan sebuah pekerjaan. Bintang menyadari bahwa kesuksesannya selalu berasal dari air mata sang ibu yang selalu mendukungnya dan pengorbanan yang begitu besar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline