Lihat ke Halaman Asli

Jangan Tertawa apabila Mendengar Suara Kentut Orang Lain

Diperbarui: 26 November 2023   09:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jadi agar lebih mudah dipahami, aku dibantu oleh Bono dan Boni ya temen-temen.

Bono dan Boni adalah saudara kembar. Mereka bersekolah di MI yang sama.

Hari ini adalah hari pertama mereka menghadapi ujian kenaikan kelas. Pagi itu, karena terburu-buru Boni tidak sempat BAB, padahal perutnya terasa mulas. Rencananya sesampainya di sekolah, Boni ingin segera menuju ke toilet. Namun, karena terlalu lama antri untuk parkir sepeda, bel masuk berbunyi sebelum Boni masuk ke toilet. Akhirnya dia masuk kelas dalam keadaan perut terasa mulas.

Suasana kelas seketika hening setelah ibu guru membagikan soal ujian. Boni sedikit lega karena rasa mulas diperutnya berkurang. Dipertengahan mengerjakan ujian, perut Boni tiba-tiba terasa sangat mulas hingga dia tidak sengaja kentut di kelas. Padahal suasana dikelas tersebut sangat hening, sehingga satu kelas mendengar suara kentut Boni. Hal itu mengakibatkan semua teman satu kelas Boni tertawa karena kentutnya. Boni pun malu, akhirnya dia memutuskan untuk ijin ke toilet.

Bono, yang semalam tidak sengaja membaca satu hadits tentang larangan menertawakan kentut, mencoba menenangkan kelas dengan hadits tersebut. "Teman-teman, kita tidak boleh menertawakan Boni. Memang kalian tidak pernah kentut? Sampai menertawakan Boni seperti itu?" Ucap Bono. Ibu guru pun membenarkan ucapan Bono dengan mengatakan, "Benar apa yang dikatakan Bono. Kita tidak boleh menertawakan teman yang kentut. Karena kita sendiri pun pasti juga mengalaminya. Sudah, sekarang segera selesaikan ujian kalian setelah itu minta maaf kepada Boni." . Kelas pun kembali kondusif.

Selesai mengerjakan ujian, teman-teman meminta maaf kepada Boni karena sudah menertawakannya tadi. Boni pun memaafkan mereka dan berterimakasih kepada Bono karena sudah membantunya.

Nah, begitu ya teman-teman. Kita tidak boleh menertawakan kentut orang lain. Seperti bunyi hadits dibawah ini.

"Mengapa kalian mentertawakan kentut yang kalian juga biasa mengalaminya." (HR. Bukhari 4942 dan Muslim 2855).

Tugas UAS hadist

Aurelia Keisha Asha Wijaya (233131031)

PIAUD 1A

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline