Lihat ke Halaman Asli

Aurelda Mahayu Salsabila Syani

Mahasiswa S1 Bimbingan dan Konseling, Universitas Negeri Malang

Nrimo Ing Pandum: Penerimaan Adalah Kunci Utama Menjaga Kesehatan Mental

Diperbarui: 19 Oktober 2024   17:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam budaya Jawa, terdapat berbagai filosofi yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari dan tentunya memiliki makna yang sangat mendalam, salah satunya “Nrimo Ing Pandum”. Filosofi tersebut secara harfiah berarti menerima apa yang telah ditentukan atau diberikan. Filosofi ini mengajarkan bahwa manusia akan hidup dengan damai jika mampu menerima dengan ikhlas segala keadaan yang terjadi dalam hidup, baik keadaan yang menyenangkan maupun sulit.

Sementara itu, penerimaan juga merupakan kunci utama seseorang dapat mencapai kesehatan mental yang baik. Di era yang akan terus mengalami kemajuan ini, manusia akan semakin dihadapkan dengan tekanan hidup yang kompleks. Oleh karena itu, seseorang yang dapat melakukan penerimaan terhadap keadaan diri dan lingkungan akan lebih mudah bertahan dalam tekanan hidup serta menjaga keseimbangan emosi dan mentalnya. Lalu, bagaimana filosofi “Nrimo Ing Pandum” ini dapat diterapkan untuk menjaga kesehatan mental kita? Mari kita eksplorasi lebih dalam!

1. Penerimaan Membantu Mengurangi Stres dan Kecemasan

Stres dan kecemasan seringkali muncul apabila seseorang menolak atau tidak bisa menerima keadaan yang tidak sesuai dengan harapan. Dengan “Nrimo Ing Pandum”, kita diajarkan agar tidak terlalu berfokus pada apa yang kurang atau gagal, melainkan mengalihkan perhatian pada hal-hal positif yang ada dalam hidup kita.

Ketika seseorang mampu menerima kenyataan, termasuk kegagalan bahkan hal-hal yang tidak bisa diubah, hal ini dapat membantu mengurangi tekanan mental. Alih-alih memikirkan “mengapa ini terjadi pada saya?”, penerimaan mengajarkan kita untuk beradaptasi dengan situasi yang telah terjadi dan fokus untuk memikirkan bagaimana kita bisa menghadapi situasi tersebut dengan bijak.

2. Meningkatkan Kemampuan Resiliensi

Resiliensi atau kemampuan untuk bangkit dari situasi yang sulit adalah salah satu pilar kesehatan mental. Filosofi “Nrimo Ing Pandum” mengajarkan kita untuk menerima kenyataan tanpa harus terjebak dalam perasaan negatif, seperti marah dan putus asa. Penerimaan bukan berarti pasrah terhadap keadaan tanpa usaha, melainkan menerima keadaan sebagai titik awal untuk bergerak maju dengan tenang dan realistis.

Seseorang yang dapat melakukan penerimaan dalam hidupnya akan lebih tangguh menghadapi situasi sulit, karena mereka tidak akan membuang energi untuk melawan hal yang berada di luar kendali. Sebaliknya, mereka akan fokus pada apa yang bisa diubah atau diperbaiki, sambil menerima apa yang tidak bisa diubah.

3. Meningkatkan Kepuasan Hidup

Filosofi “Nrimo Ing Pandum” juga mengajarkan kita tentang pentingnya mensyukuri apa yang dimiliki saat ini. Dalam konteks kesehatan mental, bersyukur adalah salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan kepuasan dalam hidup. Seseorang yang merasa cukup dengan apa yang dmiliki akan cenderung merasa bahagia dan damai. Sementara seseorang yang selalu merasa kurang dan mengejar hal-hal di luar jangkauan akan terus merasa kurang terhadap hidupnya.

Penerimaan akan membuat kita lebih fokus pada hal-hal yang penting dalam hidup. Seperti hubungan yang bermakna, kesehatan, dan pengalaman yang kita miliki, daripada mengejar materi atau status yang bersifat sementara.

4. Mengajarkan Kita Untuk Hidup Pada Masa Kini

Sering kali, seseorang akan merasa khawatir karena terlalu fokus pada masa lalu atau cemas akan masa depan, yang pada akhirnya dapat mengganggu kesehatan mental. “Nrimo Ing Pandum” dapat mengajarkan kita untuk hidup dengan menerima keadaan saat ini. Beban emosional juga dapat muncul dari rasa penyesalan atas hal-hal yang telah terjadi di masa lalu.

Ketika kita menerima keadaan saat ini dengan lapang dada, kita bisa lebih memaknai setiap momen yang sedang terjadi. Penerimaan membantu kita lebih sadar terhadap apa yang terjadi sekarang, dibandingkan terjebak dalam penyesalan atau kekhawatiran yang berlebihan. Apabila kita sudah tidak lagi memikul beban dari harapan yang tidak terjadi, kita bisa lebih fokus pada masa kini.

Kesimpulan

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline