Lihat ke Halaman Asli

aura saffaazzahra

Mahasiswa Universitas Airlangga

Meningkatkam Investasi Asing Langsung (FDI) dalam Perekonomian Efektif untuk Pertumbuhan Ekonomi

Diperbarui: 8 Juni 2023   23:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Investasi Asing Langsung atau "Foreign Direct Investment" (FDI) merujuk pada investasi yang dilakukan oleh suatu entitas ekonomi dari satu negara ke negara lain, dengan tujuan memperoleh kendali langsung atas perusahaan atau aset di negara tujuan investasi. FDI memainkan peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi nasional. 

Ini adalah pendorong utama pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan kemajuan teknologi. Namun, menarik FDI membutuhkan lingkungan bisnis yang kondusif dan kebijakan yang ramah investasi. Diperlukannya analisis kondisi FDI saat ini dalam perekonomian nasional, menilai faktor-faktor yang mempengaruhi FDI, dan mengusulkan strategi untuk meningkatkan FDI.

Tren dan pola FDI terkini menunjukkan bahwa ekonomi nasional telah mengalami beberapa fluktuasi dalam arus masuk FDI. Menurut laporan World Investment Report, pada tahun 2020 terjadi penurunan sebesar 23% dalam arus masuk investasi asing langsung (FDI) ke perekonomian nasional sebagai akibat dari dampak pandemi COVID-19. Namun, Indonesia masih tetap menjadi salah satu penerima FDI terbesar di kawasan dengan sektor jasa sebagai penerima utama investasi asing. FDI tetap mendominasi total investasi asing di Indonesia, dengan sekitar 63,42% dari total investasi asing yang berasal dari FDI. 

Berbagai sumber media seperti Kompas (2022) dan Bisnis (2022) melaporkan bahwa pemerintah Indonesia telah menetapkan target investasi yang sangat ambisius, yaitu sebesar Rp1.200 triliun pada tahun 2022 dan Rp1.900 triliun pada tahun 2023. Target tersebut menunjukkan kenaikan sebesar 30% dari target sebelumnya sebesar Rp900 triliun pada tahun 2021, serta kenaikan sekitar 60% pada tahun 2023. 

Dengan melihat tren kenaikan investasi dengan CAGR sebesar 6,20%, kenaikan target yang sangat signifikan ini menandakan bahwa pemerintah Indonesia perlu merumuskan kebijakan pro-investasi yang lebih efektif untuk meningkatkan daya tarik investasi. Sektor manufaktur, energi, dan infrastruktur juga telah menarik arus masuk FDI yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. 

Dampak FDI terhadap perekonomian nasional positif dalam hal penciptaan lapangan kerja, transfer teknologi, dan pertumbuhan ekspor. FDI telah berkontribusi pada pengembangan industri baru dan perluasan industri yang sudah ada. Namun, ada juga kekhawatiran tentang efek negatif dari FDI, seperti eksploitasi sumber daya alam dan penggusuran bisnis lokal.

Stabilitas politik dan ekonomi merupakan faktor penting dalam menarik FDI. Ketidakpastian politik dalam perekonomian nasional dapat membuat investor asing ragu untuk menanamkan modal. Investor lebih memilih negara dengan lingkungan politik yang stabil yang menyediakan lingkungan bisnis yang dapat diprediksi dan aman. Kebijakan dan regulasi yang ramah investasi juga penting dalam menarik FDI. 

Kebijakan investasi yang kurang jelas dan sulitnya proses birokrasi juga dapat menjadi hambatan bagi FDI. Kebijakan seperti insentif pajak, jaminan investasi, dan prosedur yang disederhanakan untuk pendaftaran dan perizinan usaha dapat mendorong investasi. Ketersediaan tenaga kerja terampil dan infrastruktur juga penting dalam menarik FDI. 

Investor membutuhkan tenaga kerja terampil yang dapat memenuhi kebutuhan mereka dan infrastruktur yang andal yang memungkinkan mereka mengangkut barang dan jasa secara efisien. Selain itu, akses ke keuangan dan teknologi sangat penting bagi investor, dan negara-negara yang dapat menyediakan sumber daya ini lebih cenderung menarik FDI.

Untuk meningkatkan FDI, pemerintah harus mengembangkan kampanye promosi investasi terarah yang menyoroti kekuatan dan peluang negara. Kampanye ini dapat disesuaikan dengan sektor dan industri tertentu yang memiliki potensi pertumbuhan dan perkembangan. Pemerintah juga harus memperbaiki lingkungan bisnis dan kerangka peraturan untuk memudahkan investor melakukan bisnis di dalam negeri. 

Hal ini dapat dicapai melalui reformasi yang menyederhanakan prosedur pendaftaran usaha, perizinan, dan perpajakan. Penguatan kapasitas kelembagaan untuk fasilitasi dan promosi investasi juga penting dalam menarik FDI. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline