Aura Ketika Berlibur di China
Oleh. Rohmat Sholihin*
Aura, sekarang kau sudah naik kelas empat. Kau mendapatkan peringkat delapan dikelasmu. Tak apalah, peringkat delapan sudah bagus. Peringkat tak harus satu. Dan sesuai dengan janji ayahmu jika kau mendapatkan peringkat sepuluh besar kau akan diajak berlibur di China.
Betapa senangnya hatimu. Siang, malam selalu tersenyum riang gembira. Tak sabar ingin segera terbang berlibur kesana. Kenapa harus ke China? Karena ayahmu ada bisnis di China. Kebetulan bersamaan dengan libur sekolahmu. Ayahmu seorang pengusaha kayu dan akan mengirim kayu jati dalam jumlah besar dan berkualitas super dan terbaik didunia, jati Randublatung-Blora.
Waktu yang kau tunggu-tunggupun tiba. Dengan pesawat China Ailines kau terbang melintasi gunung dan samudera. Tinggi membius langit, memecah awan dan menerjang angin. Selang enam jam kaupun sampai. Wajah tegangmu dari efek perjalanan udara perlahan-lahan sirna.
Senyum seutas manis kembali tersimpul dari bibirmu yang mungil. Dan kaupun bergegas menuju hotel untuk beristirahat dengan ayah dan mamamu. Melepas lelah, penat, dan rasa kantuk. Tapi kau terlihat tetap segar dan bahagia, rasa capek hilang termakan oleh rasa senang. Kini, kaki mungilmu telah berjejak di bumi Negeri Tirai Bambu. Negeri yang punya tembok besar. Dan negeri yang dengan jumlah penduduk terpadat didunia, 1 milyar lebih. Negeri yang terkenal dengan slogan tak perduli kucing warna apa yang penting bisa menangkap tikus, Mr. deng Xiaoping.
Malamnya kau bersama dengan ayah dan mamamu menikmati malam di kota Shenzen. Gemerlap dan mengasyikkan, seakan-akan kau berdiri mematung di kota Jakarta, tepatnya Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Kota Shenzen ini hampir mirip Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta, di Shenzen disebut (CFCV), China Folk Culture Villages lebih menonjolkan hasil kebudayaan-kebudayaan bangsa China. Shenzen dikemas menjadi pertunjukan budaya 56 suku bangsa China dan 24 kampung dalam ukuran yang sebenarnya, lengkap dengan berbagai kesenian, tradisi, dan arsitektur berbagai macam suku China.
Tak henti-hentinya kau tersenyum bahagia, bisa menikmati kota Shenzen dengan ayah dan mamamu. Dan kau menjadi banyak tahu suku-suku yang ada di China. Persis juga di negerimu sendiri punya banyak suku-suku bangsa yang sulit kita sebutkan satu-persatu karena terlalu banyak. Lebih dari 300 suku bangsa sebagai saudaramu sendiri di bumi pertiwi, Indonesia. Juga mempunyai kebudayaan-kebudayaan serta tradisi yang unik dan eksotis.
"Aura, dinegeri kita sendiri juga punya banyak suku-suku bangsa. Dan itu semua adalah saudara kita. Kita hidup dalam satu naungan negara besar yaitu Indonesia." Jelas ayahmu dengan memegang pundakmu dengan pelan.
"Oh iya, Ayah."
Mama yang dari tadi hanya tersenyum gembira kini mulai ikut bicara.