Lihat ke Halaman Asli

Aura FauziyyahRahmadania

Mahasiswa Universitas Airlangga

Penggunaan Papan Tulis Kapur atau Spidol di Tengah Gempuran Penggunaan Papan Digital

Diperbarui: 22 Agustus 2024   05:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dalam proses ajar mengajar tentunya kita membutuhkan media yang digunakan pengajar atau guru sebagai media penulisan yang akan dibaca bersama oleh semua pesertanya atau murid-muridnya. Tanpa adanya media tersebut, hal ini sangat menyulitkan pagi pengajar untuk memberikan sekedar gambaran maupun informasi kepada para peserta. Di zaman sebelum era serba digital, pengajar hanya bisa menuliskan pada suatu media besar yang berwarna hitam. Tidak lain dan tidak bukan media tersebut adalah papan tulis kapur yang digunakan pengajar untuk menuliskan informasi.

Tidak hanya papan tulis yang berwarna hitam, papan tulis dengan warna putih juga tersedia di dunia ini, salah satunya di Indonesia. Papan putih itu menggunakan spidol sebagai media tulisnya. Spidol tidak hanya tersedia dalam satu warna saja, terkadang kita menemukan dengan warna merah, biru, ungu, kuning, dan masih banyak lagi lainnya. Tentu masih sering ditemukan di Indonesia ini, pengajar dan sektor pendidikan lingkup sekolah masih kerap menggunakan papan kapur maupun spidol untuk media pengajarnya.

Dengan beriringnya perkembangan zaman, Indonesia saat ini mulai menggunakan media papan digital untuk pengembangan media pengajar. Cara bekerja papan tulis digital ini menggunakan sistem sentuh atau yang kerap disebut touch screen. Dengan adanya media baru, pengajar terkadang merasa asing dengan papan tulis era digital ini. Hal ini sering sekali terjadi pada pengajar-pengajar senior yang kuranh mengikuti perkembangan dari sebuah teknologi.

Namun, penggunaan media papan digital ini juga merupakan hal yang menguntungkan dikarenakan tidak lagi menggunakan kapu yang dapat menyebabkan debu beterbangan dan dengan spidol tidak perlu lagi mengisi cairan tinta. Dengan penggunaan media digital ini pula memiliki kekurangan berupa jika terjadi kejadian mati atau putusnya aliran listrik, maka papan tulis digital ini tidak bisa digunakan kembali.

 Papan tulis spidol atau kapur dengan papan digital ini pasti memiliki kelebihan dan kekurangan satu persatu. Tentunya para pengajar maupun sektor pendidikan lingkungan sekolah tidak perlu merasa bahwa harus menggunakan media pembelajaran digital agar merasa canggih dan mengikuti perkambangan zaman. Menurut saya pribadi, penggunaan papan tulis kapur atau spidol dapat lebih membantu proses ajar-mengajar karena budaya atau tradisi ini sudah sangat melekat pada pikiran serta kebiasaan kita.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline