Lihat ke Halaman Asli

Aura Farah

S1 Farmasi

Terjebak FOMO Dampak Sosial pada Kesehatan Mental Gen Z

Diperbarui: 10 Desember 2024   21:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Generasi Z yang saat ini tengah berada dalam fase remaja menuju dewasa, merupakan kelompok yang paling terpengaruh oleh dinamika media sosial. Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) sangat relevan bagi mereka, mengingat sifat generasi ini yang sangat terhubung dengan dunia digital. Gen Z tidak hanya menggunakan media sosial untuk berkomunikasi tetapi juga sebagai platform untuk membentuk identitas, mencari hiburan, hingga mengakses informasi dan pendidikan. Namun di balik semua manfaat tersebut terdapat tantangan besar terkait dengan dampak negatifnya terhadap kesehatan mental.

Sebagai generasi yang tumbuh dengan smartphone dan media sosial, Gen Z cenderung lebih rentan terhadap perasaan FOMO. Mereka sering merasa cemas saat melihat teman-teman mereka berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang tidak mereka ikuti atau melihat postingan yang menggambarkan gaya hidup yang lebih ideal dibandingkan dengan kenyataan yang mereka alami. Hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak puas terhadap diri sendiri dan memperburuk tingkat kecemasan. Penelitian dari McKinsey menunjukkan bahwa satu dari empat Gen Z melaporkan kesehatan mental yang buruk dengan perasaan cemas akibat perbandingan sosial yang terjadi di media sosial. Namun Gen Z juga memiliki potensi untuk memanfaatkan media sosial secara positif. Mereka lebih sering mengakses konten edukatif, berbagi informasi yang bermanfaat, dan mengikuti gerakan sosial yang memperjuangkan perubahan positif. Sebagai contoh, banyak remaja Gen Z yang menggunakan TikTok untuk belajar keterampilan baru dan dapat berfungsi sebagai alat yang mendukung pertumbuhan pribadi dan karier.

Tantangan utama bagi Gen Z adalah bagaimana mengelola penggunaan media sosial dengan cara yang sehat. Untuk itu, diperlukan pendidikan tentang literasi digital, pembatasan waktu penggunaan, dan pengaturan konten yang mereka konsumsi. Dengan pemahaman yang tepat tentang literasi digital Gen Z bisa lebih bijak dalam memilih konten yang bermanfaat dan menghindari perbandingan sosial yang berbahaya. Pembatasan waktu penggunaan juga bisa membantu mengurangi kecemasan. Oleh karena itu, peran orang tua, pendidik, dan pembuat kebijakan sangat penting dalam menciptakan lingkungan digital yang sehat, agar Gen Z bisa memanfaatkan media sosial untuk tujuan positif tanpa merugikan kesehatan mental.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline