Lihat ke Halaman Asli

Aura AltsarezaDestansya

Mahasiswa/ Universitas Jenderal Soedirman

Bahaya Keamanan Data Privasi dalam Penggunaan AI (Artificial Intelligence)

Diperbarui: 26 Oktober 2023   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Perkembangan AI sungguh menggembirakan, bahkan sudah menjadi solusi di banyak tempat. Namun, kita juga harus mengantisipasi bahwa AI akan digunakan untuk mengembangkan alat serangan siber yang lebih canggih, sejenis parasit  siber yang dapat berpikir seperti manusia. 

Kecerdasan Buatan (AI) adalah cabang ilmu komputer yang berfokus pada membuat mesin yang dapat melakukan hal-hal seperti manusia, seperti membuat keputusan, memecahkan masalah, dan menyesuaikan diri dengan kondisi baru. Meskipun teknologi kecerdasan buatan (AI) yang populer saat ini membuat hal-hal menjadi lebih mudah, itu juga menimbulkan risiko bagi keamanan siber pengguna. Penggunaan AI untuk pengumpulan dan analisis data pribadi membawa risiko yang signifikan bagi privasi seseorang. 

Algoritma AI yang kompleks dan canggih memiliki kemampuan untuk menganalisis data secara menyeluruh, mengidentifikasi pola, dan menghasilkan wawasan yang bermanfaat. Namun, ini juga menunjukkan kemungkinan bahwa informasi sensitif seperti data identitas, keuangan, kesehatan, atau preferensi pribadi dapat diungkapkan tanpa izin atau pengetahuan orang yang bersangkutan. Penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk pengumpulan dan analisis data pribadi menimbulkan kekhawatiran tentang privasi individu. Studi yang dilakukan oleh Dwork et al. (2013) menunjukkan bahwa penggunaan AI dalam situasi seperti ini dapat meningkatkan kemungkinan pelanggaran privasi. 

Salah satu alasan utama mengapa penggunaan AI dapat menimbulkan ancaman terhadap privasi individu adalah kemampuan untuk mengidentifikasi pola dalam data pribadi. Namun, dalam proses ini, data sensitif dapat diungkap tanpa persetujuan atau pengetahuan individu yang terkait. Sebagai contoh, algoritma AI yang digunakan dalam analisis perilaku online memiliki kemampuan untuk mengumpulkan dan mengintegrasikan data dari berbagai sumber, seperti riwayat penelusuran, transaksi online, dan media sosial. 

Dalam kasus ini, preferensi, minat, kebiasaan, atau bahkan informasi pribadi seperti alamat atau nomor telepon dapat diungkapkan secara tidak sengaja melalui analisis pola yang dilakukan oleh AI. Penting untuk memperhatikan perlindungan data pribadi selama pengembangan dan pelaksanaan AI. 

Langkah-langkah yang perlu dipertimbangkan termasuk pemisahan dan anonimisasi data, pengaturan akses yang ketat, mekanisme enkripsi data, dan pengaturan yang ketat untuk mengontrol akses. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknologi AI dapat membawa banyak manfaat dengan meningkatkan keamanan data. Namun, penggunaan teknologi AI juga memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang tepat agar dapat menggunakannya secara efektif. 

Oleh karena itu, bisnis atau individu yang ingin menggunakan teknologi AI untuk keamanan data harus mencari bantuan dari pakar keamanan data atau profesional TI yang terlatih dan berpengalaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline