Partai Demokrat yang terus mengalami prahara. Setelah beberapa kadernya terlibat skandal korupsi seprti Bendahara Umum Nazarudin, Wakil Sekjedn Angelina Sondakh, Sekretaris Dewan Pembina yang juga Menpora Andi Malarangeng dan bahkan ketua umum merekaa Anas Urbaningrum. Dalam AD ART Partai Demokrat memang yang paling bagus dari semua partai yang ada di Indonesia. Yaitu setelah di tetapkan sebagai tersangka maka harus mengundurkan diri dari partai dan juga jabatan publik (anggota DPR/Walikota/Menteri,dll). Berbeda dengan AD ART partai lain yang biasanya mereka mundur jika sudah berkekuatan hukum tetap. Berkekuatan hukum tetap? Ya sangat lama memang, karena harus melalui dari Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi, Kasasai di MA, PK, hal ini bisa sampai setahun lebih. Kembali ke Partai Demokrat. Setelah Anas Urbaningrum tidak jadi ketua umum, maka segala kewenangannya diambil oleh Majelis Tinggi, yang diketuai oleh SBY. Berbagai spekulasi nama pun mulai muncul ke publik terkait nama-nama kandiat calon ketua umum Demokrat. Baik nama dari internal maupun eksternal. Seperti dari internal ada Marzuki Ali, Saan Mustofa, Gede Pesek, Edhi Baskoro Yudhoyono, Ramadhan Pohan, Sukarwo. Dari pihak eksternal seperti Djoko Suyanto, Gita Wirjawan, Pramono Edhi, Mahfud MD, Jero Wacik. Dari semua nama itu kandidat paling kuat adalah Marzuki Ali. Karena merupakan orang lama dan juga waktu Konggres di Bandung tahun 2010 mendapatkan dukungan yang banyak. Bahkan di daerah kini mulai banyak yang mencalonkan Marzuki Ali. Sepertinya "Cikeas kurang ikhlas" jika jabatan ketua umum akan diserahkan kepada Marzuki Ali. Karena bisa jadi nanti akan berpotensi seperti ketua sebelumnya Anas Urbaningrum yang berani melawan Cikeas. Kubu Cikeas akan sangat berhati dengan pencalonan jagonya nanti yang dapat dengan mudah bisa "dikendalikan". Cikeas tidak ingin mengulangi kesalahan sebelumnya. Jika Cikeas mencalonkan Edhi Baskoro maka dengan mudah partai dapat dikendalikan 100%. Namun hal ini sangat riskan bagi mereka. Karena banyak pengamat yang meragukan kemampuan Ibas. Selain itu yang paling penting kalkulasi dukungan ke Ibas belum maksimal. Jika nanti Ibas kalah maka nama Cikeas akan malu dan juga gengsi karena kredibilitas Cikeas sudah tidak diperhitungkan lagi di Demokrat. Ada tokoh bersih seperti Mahfud MD, namun sepertinya kurang di dukung di Partai Demokrat karena seringnya Mahfud yang vokal terhadap Pemerintahan SBY. Mahfud juga dinilai kurang dekat dengan berbagai pihak di Demokrat. Pilihan jago dari kubu Cikeas sepertinya adalah Djoko Suyanto, Gita Wirjawan, Pramono Edhi atau Jero Wacik. Walaupun mereka dari pihak eksternal tetapi kemampuan mereka sangat baik. Selain itu yang pailing penting adalah kedekatan mereka dengan Cikeas dan juga loyalitas mereka kepada SBY tidak diragukan lagi. Jika partai dipegang oleh mereka setidaknya masih bisa dengan mudah "kendalikan" partai dan juga masih bisa ikut kebijakan strategis partai. Namun dari kubu Anas Urbaningrum sendiri dipastikan juga akan mencolankan kadernya seperti Andi Nurpati, Gede Pasek, Saan Mustopa. Mereka tentu saja tidak ingin kehilangan jabatan dan tergusur dari partai dengan adanya ketua umum yang baru dan berpotensi mengusur loyalis Anas. Selain itu loyalis Anas diberbagai daerah seperti di DPD dan DPC seluruh Indonesia sangat kuat dan juga solid. Atau mungkin mereka akan merapat ke kubu Marzuki Ali dan bersatu. Kubu Anas kemungkinan besar tidak akan mendukung kandidat kubu Cikeas karena telah "sakit hati" dengan perlakuan Cikeas terhadap Anas selama ini yang menurut mereka penuh dengan "pendzaliman" selama Anas menjadi Ketua Umum. Kita nantikan saja nanti Konggres Luar Biasa partai Demokrat, semoga yang terpilih adalah yang berseih dan yang terbaik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H