Pada chapter sebelumnya, Shun dan Kawana masih berada di kamp pelatihan pulau revolusi. Mereka belum mendapatkan cara untuk menemukan Andou karena pengawasan di kamp tersebut terbilang cukup ketat dengan banyaknya CCTV yang tersebar. Pada jam sarapan, ada seorang peserta yang mengamuk karena harus pulang demi pekerjaannya, namun tidak diberikan izin. Alhasil orang itu kabur di malam hari. Esok harinya, mayat pria itu ditemukan terkubur di tanah. Anehnya kepala, kedua tangan dan kakinya tidak ikut terkubur. Secara terang-terangan, instruktur Nakamura mengakui kalau itu adalah perbuatannya dengan dalih menjadikannya pupuk untuk ladang demi kemajuan kegiatan revolusi.
Di chapter 113 ini, para peserta revolusi masih harus berjuang keras ditambah dengan tekanan mental akibat jatuhnya korban pertama di antara mereka. Instruktur Nakamura mempersiapkan ujian untuk para peserta. Seorang wanita bernama Hanaoka yang berprofesi sebagai model gravure, dalam hatinya merasa sangat keberatan. Dia merasa seharusnya dirinya menjadi pusat perhatian dan melanjutkan pekerjaannya di tempat itu. Namun setelah melihat keadaannya, dia khawatir akan terbunuh. Dia juga memindai laki-laki yang ada ditimnya dan menilai semua tidak layak, kecuali Shun. Sayangnya Shun tidak menggubris kode yang diberikan Hanaoka.
Para peserta di bawa menuju sebuah lapangan. Di sana terdapat banyak tumpukan jerami. Tugas mereka kali ini adalah memindahkan jerami-jerami tersebut ke tempat pembakaran yang ada di atas bukit. Instruktur Nakamura memberikan batas waktu sampai matahari terbenam. Dia juga mengatakan bagi tim yang tidak bisa mencapainya, maka anggota paling lambat di tim itu akan dijadikan 'pupuk'.
Para peserta pun mulai bekerja. Hanaoka sudah mulai pesimis akan kemampuannya karenda dia tidak bisa bekerja kasar. Saat meminta bantuan pada teman satu timnya, mereka menolak karena sudah sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Kawana sempat memberikan semangat pada Hanaoka, namun wanita itu malah semakin lemah. Saat Hanaoka sudah hampir menyerah, tiba-tiba Shun berjalan di sampingnya dan memengang tangangan Hanaoka agar pegangannya pada kereta dorong pengangkut jerami tidak terlepas. Shun juga memberi semangat pada Hanaoka. Mendapat perlakuan seperti itu, Hanaoka jadi terbawa perasaan.
Malam telah tiba dan scene berpindah ke lokasi para pengurus kamp pelatihan revolusi. Instruktur Nakamura melaporkan hasil kerja para peserta kepada Kurusu. Nakamura menyebutkan kalau ada satu peserta yang bekerja sangat baik sampai memotifasi peserta lain, bisa dibilang mendekati 'revolusi diri' yang ditargetkan kamp pelatihan itu. Orang yang dimaksud adalah Shun yang saat mengikuti kegiatan itu memakai identitas palsu dengan nama 'Yoshida Shun'.
Mendengar itu, Kurisu pun ingin bertemu dengan Shun.
......
Itulah cerita dari chapter 113. Melihat dari tindakan Shun, sepertinya dia sengaja agar mendapatkan kepercayaan dari para pengurus kamp, hal tersebut bisa saja membawanya semakin dekat dengan Andou. Namun belum tentu rencananya akan berjalan mulus, mengingat rekan satu timnya yang agak gila, Tamiya, belum beraksi dan juga Hanaoka kemungkinan akan mengganggu Shun.
Penasaran bagaimana kelanjutannya? Mari kita tunggu chapter selanjutnya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H