Lihat ke Halaman Asli

Muliyaty_arief Djide

beralamat di jl. Rappokalling Timur No.6 Makassar

Langkah Wujudkan Makassar Bersih dari Sampah

Diperbarui: 5 September 2016   19:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gegap gempita Program Makassar Tidak Rantasa (MTR) terdengar ke tengah masyarakat kota. Rasa optimis meliputi segenap warga kota Makassar untuk melihat kota tercinta ini, bersih. Melalui Bahasa Daerah Makassar pada program Makassar Tidak Rantasa yang berarti Makassar Tidak Jorok. Langkah-langkah untuk mewujudkan kota bersih telah terlihat oleh mata warga, kesadaran hidup bersih dari warga kotasebagai langkah awal.  Pesan ‘klise’ pun tak henti-henti terlontar seperti buanglah sampah pada tempatnya dan jangan membuang sampah sembarangan.  Terngiang sampai kini ‘Jika tak bisa membersihkan, minimal jangan mengotori’ sebagai prinsip dalam menjaga kebersihan. 

Pergantian kepemimpinan kota yang masing-masing memberi warna tersendiri bagi kota tercinta ini, demi mewujudkan kota bersih. Semangat yang tak kunjung surut dari pemimpin yang meminta warga kota, yang pada intinya tanpa diminta pun warga kota keseluruhan wajib ikut serta menjaga kebersihan kota. Terlihat pada Program Makassar Tidak Rantasa(MTR), sebagai bentuk terobosan pengetahuan, pemahaman, pengertian kemasyarakat kota khususnya warga kota Makassar dengan pendekatan budaya local. Dialek kedaerahan, Bahasa Daerah Makassar diangkat sebagai celah untuk menyentuh lapisan  masyarakat demi mewujudkan ‘budaya’ hidup bersih,  kata ‘tidak rantasa’ sebagai bahasa Makassar yang berarti ‘tidak jorok’ dalam bahasa Indonesia

Segenap  warga kota pun turut serta mewujudkan kota bersih dengan terjun langsung untuk kerja bakti. Jujur dalam diri sendiri, berusaha menunjukkan inisiatif  dengan bersungguh-sungguh menjaga kebersihan. Menghadirkan sikap dan sifat untuk bertindak, melakukan, melaksanakan kebiasaan hidup bersih dalam kehidupan sehari-hari, agar ‘mind set’ hidup bersih  tertanam kuat dalam jiwa. Kesadaran bersama, membentuk ‘mind set’ hidup bersih yang dimulai dari diri sendiri sebagai individu yang hadir dalam ruang lingkup masyarakat terkecil, keluarga. Kebersihan yang diawali dari diri sendiri akan membawa perubahan dan dampak dalam lingkungan masyarakat, kompleks yang semakin besar. Inisiatif meletakkan tempat sampah pada depan rumah,area rumah-masing-masing warga sampai kini masih terlihat

Warga kota pun antusias menyambut gerakan kebersihan oleh pemerintah setempat, mendukung melalui pengumpulan sampah yang diikat dalam kantong-kantong plastik. Truk-truk sampah yang ‘stand by’ sejak dulu pada posisi tertentu di pinggir jalan pun sampai kini masih terlihat. Warga kota berseliweran dengan kantong-kantong plastik ditangan yang tak mengenal waktu meskipun jadwal  pengambilan sampah oleh petugas kebersihan telah ditentukan. Meminimalisir kejorokan hingga kini berlanjut dan akhirnya menumbuhkan keoptimisan terwujudnya impian kota cantik yang terbebas dari sampah, saban hari kota bersolek yang diiringi dengan menjaga kebersihan kota. Komitmen untuk tidak membuang sampah sembarangan sepertinya mutlak dihadirkandan berusaha meminimalisir sampah yang di hasilkan atau diproduksi. Berkaca pada data yang berdasarkan di Kementerian Lingkungan Hidup setiap hari rata-rata setiap orang di Indonesia menghasilkan 2 kgsampah. 

Rutinitas yang berlangsung setiap hari Jumat yang dikenal dengan gerakan kerja bakti ‘Jumat bersih’ dan hari Minggu dengan mudah dapat dijumpai di kota Makassar sejak dulu sampai kini. Kader-kader penggerak baikdari kalangan pemuda-pemudi maupun ibu rumah tangga turut serta meminimalkan sampah. Memiliki keterampilan dan keahlian mengolah sampah menjadi barang atau produk yang berdaya guna. Daur ulang sampah memperlihatkan hasil yang nyata sehingga dapat sebagai mata pencaharian tambahan. Di kekinian terdengar di sebutkan pula bahwa pemulung-pemulung pun memiliki peran yang tidak sedikit dalam menciptakan kota bersih. Mencari, memungut, sisa-sisa sampah yang memiliki nilai guna dan nilai jual. Bank sampah pun tak kalah menggembirakan bagi warga kota setempat, menyentuh masyarakat sampai lini terbawah, sebagai tabungan. Memberi tabungan warga melalui sampah-sampah yang terkumpul dari hasil penimbangan. Sebagai matapencaharian utama bagi pemulung, yang secara tidak langsung terjadi proses pemilahan sampah pun oleh pemulung.  

Tenaga-tenaga kebersihan yang menyusuri pemukiman-pemukiman kota pun telah turun bekerja. Aksesibilitas yang terjangkau oleh gerobak motor petugas kebersihan pada jalan-jalan di pemukiman tengah kota maupun di pinggiran kota. Menyisakan polemik bagi warga kota yang bermukim di lorong-lorong, aksesibilitas yang tidak terjangkau oleh gerobak motorsampah.. Pergerakan gerobak motor sampah yang sesuai jadwal, sabanhari hanya menyusuri jalan-jalan yang berada di poros terdepan. Pemukiman di lorong-lorong terabaikan sehingga sampah-sampah yang menumpuk di depan-depan gank atau lorong akhirnya terlihat. Polemic kebersihan kota Makassar sampai kini belum teratasi sempurna, kejorokan kota yang sulit dihindari sampai kini. Mengundang rasa irisekiranya melihat kota-kota di Indonesia yang masuk dalam kategori bersih. Kota tiada henti bersolek, sekiranya diiringi dengan gerakan kesadaran yang tinggi untuk menjaga  kebersihan, alangkah elok nancantik kota. Demikian pemandangan kota terlihat, sekiranya siapapun yang pendatang atau sekedar berkunjung tak akan  akan melontarkan pertanyaan lagi, kenapa jorok?. 

‘LISA’ Lihat Sampah Ambil, mengundang warga kota kembali untuk berperan aktif menjaga kebersihan kota, di lingkungan sekitar, dan di rumah sendiri. Terlihat ‘Gendang dua’ tong-tong sampah yang ditempatkan di titik-titik tertentu, yang terpasang pada pinggir-pinggir jalan, sisi-sisi jalan, jalan poros kota. Demikian sebutan ‘kantong-kantong sampah’ yang dilengkapi dengan pemasangan besi sebagai penahan wadah, tempat sampah. ‘Gendangdua’, dua wadah kantong sampah sekiranya telah terpasang tampak kosong melompong, bahkan hanya besi penahan yang tanpa kantong sampah pun. Kesan kosong melompong pun yang tersisa dari ‘Gendang dua’ ini,   terbengkalai, tiada daya dan tanpa guna. Entah apa geranganyang menjadi sebab-akibat, ada apa gerangan kota ini? Sampah menumpuk

Menyamaratakan pemukiman di lorong pun tidaklah demikian adanya,  suguhan pemandangan oleh Lorong garden yang memperlihatkan perbedaan. Kebersihan, keindahan, kenyamanan di pemukiman  lorong atau gank ternyata dapat dinikmati di kekinian di kota tercinta ini. Tingkat kesadaran warga untuk hidup bersih yang beragam, berbeda-beda,partisipasi pun terlihat tidak serta merta serentak bekerja sama. Menciptakan ‘budaya’ hidup bersih tidak semudah membalikkan kedua telapak tangan, karakter sikap dan sifat yang tidak mendukung dari warga setempat. Akhirnya pergerakan titik ‘sampah baru’ terlihat,menampakkan sampah di kekinian. 

Tiada hari tanpa ‘hidup bersih’ menumbuhkan kesadaran hidup bersih,rajin dan ikut serta berpartisipasi membersihkan lingkungan. Memupuk untuk memiliki rasa tanggung jawab bersama, memposisikan sampah masing-masing individu khususnya sampah rumah tangga dengan mengikuti jadwal petugas kebersihan sebagai solusi akhir terangkut sampah ketempat pembuangan akhir (TPA).  Tanggung jawab bersama menghindari sampah menumpuk dan berserakan, yang mengundang bau tak sedap yangtak terlepas pula dari gangguan hewan-hewan ternak yang berkeliarandi malam hari begitu pula tikus-tikus got.  

Disadari atau tanpa disadari keterbelakangan telah ditapaki dalam mencapai budaya hidup bersih sampai kini, tak terlepas pula pengaruh dari lingkungan yang lebih memilih untuk melakukan imitasi atau meniru padahal hal tersebut merupakan perilaku yang buruk. Bahkan dalam alam bawah sadar boleh disebutkan bahwa  perilaku membuang sampah sembarangan bukan hal yang menjadi salah dan wajar untuk dilakukan.Meraih harapan mewujudkan kota bersih sepanjang waktu, , Kota Makassar dua kali lebih baik,  menanamkan rasa malu sekiranya tiada terwujud dan tak mampu mempertahankan kebersihan kota yang dalam sejarah telah tercatat telah meraih Adipura. Wassalam.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline