Lihat ke Halaman Asli

A.RN

TERVERIFIKASI

Freelancer

Melangkah di Melaka, Menelusuri Jejak Peradaban Nusantara Masa Lampau

Diperbarui: 19 Januari 2018   17:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Walking tour adalah pilihan paling cocok untuk keliling Melaka. (dokumentasi pribadi)

Melaka adalah kota dengan segudang sejarah. Kota ini pada masa lampau kerap menjadi rebutan penguasa karena wilayahnya sangat strategis dalam mengatur kegiatan perdagangan yang melintasi Selat Melaka - merupakan salah satu jalur sutra yang dilewati para penjelajah dunia dan perannya masih sangat penting hingga masa kini  untuk menghubungkan perdagangan antara Timur dan Barat.

Begitu banyak sejarah yang terukir di kota ini. Maka Ketika anda menjejakkan kaki di Melaka, jangan heran dengan banyaknya museum bertebaran yang jaraknya satu sama lain berdempetan. Seolah setiap kita melangkah, kita diajak untuk menjadi saksi peradaban nusantara yang dulu tersohor bagi warga dunia pada masanya.

Aktivitas peradaban Melaka tidak terlepas dari Sungai. Sejak awal abad ke-15 para pedagang berlayar menghidupi jalur ini ke penduduk lokal untuk menukar barang, membuat armada penakluk Eropa tergoda untuk menguasai perairan dan kerajaan.

dokumentasi pribadi

Satu hal, bahwa pariwisata Melaka sangat informatif kepada turis. Ketika saya pertama kali tiba di Melaka, saya bahkan tidak punya itinerary. Hingga saya mencari panduan di pusat informasi turis yang letaknya tepat di sebrang Dutch Square.

dokumentasi pribadi

Informasi artikel ini merupakan rangkuman dari pengalaman pribadi saya yang bersumber pada panduan turis yang saya dapatkan dari pusat informasi Melaka. Lalu ada apa saja di sana?

Mari kita bahas satu-persatu!

The Stadhuys

Langkah pertama bisa kita mulai dari titik ini. Biasa disebut dengan Dutch Square / Bangunan Merah. Di sinilah pusat kota Melaka pada masa kolonial Belanda. Dikelilingi dengan gereja Christ Church, balai kota (Stadhuys), alun-alun pasar, sekolah, dan tepian sungai Melaka yang asri. Membuat kota ini berkarakter layaknya kota-kota kuno di Eropa.

dokumentasi pribadi

Kini tempat ini menjadi ikon wisata kota tua Melaka, spot utama berbagai atraksi turisme, dan titik pertama para turis yang baru saja sampai di kota ini.

dokumentasi pribadi

Bukit St. Paul (Reruntuhan Gereja St. Paul)

Bangunan ini berdiri di sebuah bukit belakang Stadhuys, dengan menaiki beberapa anak tangga. Dari bukit ini kita bisa melihat pemandangan kota tua Melaka 360 derajat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline